Senin 13 Nov 2017 04:28 WIB

Australia Larang Wisatawan Panjat Batu Uluru

Rep: Adysha Citra R/ Red: Indira Rezkisari
Batu Uluru Australia.
Foto: EPA
Batu Uluru Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Batu Uluru di Australia kerap menjadi magnet bagi para wisatawan lokal hingga mancanegara. Antusiasme yang besar tak jarang membuat para wisatawan berkeinginan untuk memanjat situs batu pasir monolit besar ini.

Perilaku wisatawan yang kerap memanjat Batu Uluru ini sejak lama mendapat tentangan dari suku adat Anangu. Bagi suku Anangu, Batu Uluru merupakan tempat yang sakral dan patut dihormati.

"Ini merupakan tempat yang sangat penting, bukan taman bermain seperti Disneyland," ujar Ketua Dewan Uluru-Kata Tjuta National Park Sammy Wilson seperti dilansir Travel and Leisure.

Berdasarkan pertimbangan ini, Dewan Uluru-Kata Tjuta National Park memutuskan untuk mengeluarkan larangan memanjat Batu Uluru hingga ke puncak batu. Peraturan baru ini otomatis akan menghentikan kebiasaan memanjat Batu Uluru yang kerap dilakukan wisatawan sejak 1990-an.

Pelarangan memanjat Batu Uluru akan dimulai secara efektif pada 26 Oktober 2019. Peraturan ini menyiratkan bahwa Pemerintah Australia secara resmi 'mengembalikan' Batu Uluru kepada para Suku Anangu.

Jauh sebelum peraturan baru ini dirumuskan, suku Anangu selalu merasakan tekanan yang berat ketika melihat para wisatawan memanjat Batu Uluru dengan bebas. Suku Anangu bahkan memasang papan peringatan yang mengimbau agar wisatawan tidak memanjat Batu Uluru yang mereka anggap suci.

"Memanjat tidak dilarang, tapi kami lebih suka, jika sebagai pengunjung daerah Anangu, Anda memilih untuk menghormati peraturan dan budaya kami dengan cara tidak memanjat," ungkap Suku Anangu melalui papan peringatan yang di pasang di kaki 'gunung' batu pasir monolit tersebut.

Menurut ABC, kebiasaan memanjat wisatawan sudah muncul sejak 1990-an. Kala itu, sekitar 74 persen wisatawan yang datang mengunjungi Batu Uluru akan memanjat hingga kepuncak. Akan tetapi, penurunan yang cukup signifikan cukup terlihat akhir-akhir ini. Pada 2015, tercatat hanya sekitar 16 persen wisatawan yang masih memanjat hingga ke puncak Batu Uluru.

Selain tak menghormati budaya setempat, kegiatan memanjat Batu Uluru juga terbukti berbahaya. Menurut BBC, ada 35 orang yang mati di Uluru sejak 1950 akibat memanjat Batu Uluru.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement