Ahad 12 Nov 2017 10:06 WIB

KPAI: Peran Ayah Jadi Kunci Tumbuh Kembang Anak

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Indira Rezkisari
Leisure : Peran Ayah
Foto: Republika/ Wihdan
Leisure : Peran Ayah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan ayah menjadi kunci tumbuh kembang anak. Wakil Ketua KPAI Rita Pranawati mengatakan, tanggal 12 November diperingati sebagai hari ayah di Indonesia.

Ia mengakui ayah lebih dikenal sebagai pahlawan ekonomi keluarga. "Namun sesungguhnya, peran ayah dalam pengasuhan anak menjadi salah satu kunci tumbuh kembang anak," katanya seperti dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (12/11).

Ia menambahkan, ayah tidak hanya diharapkan memenuhi pemenuhan kebutuhan fisik sebagaimana gambaran profil ayah hari-hari ini. Namun anak-anak juga sangat menanti kasih sayang dan perhatian ayah. Ketiadaan ayah dalam hal ini tidak selalu bermakna ayah tidak ada.

"Bisa jadi ayah ada namun tidak memiliki peran dalam tumbuh kembang anak kurang," ujarnya.

Peran ayah sangat penting dalam tumbuh kembang anak. Namun faktanya peran ayah masih dianggap hanya sebagai pemenuh kebutuhan keluarga. Dari Survei Indeks Nasional Pengasuhan Anak di Indonesia yang dilaksanakan di KPAI pada tahun 2015 didapatkan bahwa peran ayah dibandingkan ibu, hanya sedikit lebih baik dalam hal mengetahui dampak teknologi informasi (TI), pemenuhan nafkah, dan menguruskan akte kelahiran.

Secara umum peran ibu masih dominan pada semua indeks pengasuhan dibandingkan peran ayah, mulai dari pengasuhan fase awal, pemenuhan hak dasar, penanaman nilai dasar, pola komunikasi orang tua dan anak, akses dan alat media digital, pencegahan kekerasan, dan partisipasi anak.

"Fatherless secara umum akan berdampak bagi kepercayaan diri, kemampuan, beradaptasi, mengambil keputusan dan mengambil risiko, kematangan emosi dan psikososial," katanya.

Ia menerangkan anak yang mendapatkan kasih sayang dari ayah akan tumbuh lebih percaya diri, berani mengambil risiko, dan memiliki daya juang yang baik. Anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah cenderung akan tumbuh menjadi pribadi yang rapuh, sulit mengambil keputusan, hingga mengalami keterlambatan perkembangan psikologis.

Bagi anak laki-laki, fatherless akan berdampak pada agresivitas anak yang dapat menyebabkan keterlibatan dalam kenakalan remaja. Peran ayah untuk memberikan pemahaman tentang kesehatan reproduksi sangat penting bagai anak laki-laki, namun sayangnya ayah belum banyak terlibat. Padahal anak laki-laki membutuhkan informasi yang tepat tentang kesehatan reproduksi agar tidak terjerumus pada hal yang tidak baik.

Data Kementerian Sosial (Kemensos) tahun 2013 tentang prevalensi kekerasan, anak laki-laki lebih rentan untuk menjadi korban kekerasan fisik, psikologis, maupun seksual. Kehadiran ayah akan mengurangi kerentanan anak menjadi korban maupun pelaku kekerasan. Sedangkan bagi anak perempuan, ketiadaan ayah akan berdampak pada pengelolaan emosi, sulit mengambil keputusan dan cenderung mencari pengganti figur ayah.

Salah satu dampak yang dapat terjadi adalah pacaran berisiko bagi anak perempuan dan mencari figur yang dianggap nyaman sebagai pengganti figur ayah. "Wahai para ayah, manfaatkan waktu kebersamaan dengan anak dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

Ia meminta ayah perlu memiliki pengetahuan yang baik tentang pengasuhan, komitmen untuk mengasuh, dan waktu untuk membesarkan anak-anak. Kehadiran teknologi, video call, tidak dapat menggantikan pentingnya kebersamaan dengan anak. Akhirnya, keterlibatan ayah dalam tumbuh kembang anak akan sangat bermanfaat bagi generasi masa depan bangsa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement