Jumat 10 Nov 2017 12:52 WIB

Ke Perpusnas, Jangan Lupa Pula ke Museumnya

Rep: MGROL 99/ Red: Indira Rezkisari
Salah satu ruang di gedung depan Perpusnas yang difungsikan sebagai museum.
Foto: MGROL 99
Salah satu ruang di gedung depan Perpusnas yang difungsikan sebagai museum.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketika mengunjungi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Republik Indonesia, sebelum benar-benar masuk menuju gedung Perpusnas, ada bangunan seperti pendopo yang merupakan cagar budaya dan difungsikan seperti museum. Saat masuk ke dalamnya pengunjung disambut dengan pameran foto memanjang dari awal masuk hingga menuju pintu keluar. Foto koleksi tersebut menggambarkan kegiatan Presiden Republik Indonesia saat ini, Jokowi.

Pada gedung satu lantai ini, ada empat ruang utama. Dua di sebelah kanan dan dua lagi di sebelah kiri. Masing-masing ruang ini dilengkapi dengan virtual, yang bisa menampilkan audio serta visual terkait informasi dari tiap ruangan.

Ruang pertama, tepat disebelah kiri dari pintu masuk adalah ruang aksara. Ruang ini terdiri atas panel-panel gambar dan layar berisi informasi terkait aksara. Asara inilah yang mendokumentasikan dan mengabadikan suatu peristiwa komunikasi dalam bentuktulisan. Beragam media aksara tentunya disimpan di pendopo ini.

Tiga cerita sejarah aksara tak luput terlewat, mulai dari gelombang pertama era Hindu-Buddha dari abad ke lima, yang menjadi bukti sejarah penggunaan tulisan di Indonesia. Kemudian gelombang kedua Era Islam, hingga gelombang ketiga Era Eropa.

Ruang Aksara juga menampilkan peta Indonesia dengan layar digital di salah satu sisi dindingnya. Layar itu dilengkapi dengan suara yang menceritakan kronologis rakyat Indonesia mengenal aksara.

Di seberang ruang Aksara, ada ruang yang menyimpan sepeda pustaka. Terpampang satu sepeda ontel yang di belakangnya menyimpan buku-buku bacaan. Tepat di depan sepeda, sebuah layar digital terkait perpustakaan bergerak.

Kepala Biro Hukum dan Perencanaan Perpusnas, Joko Santoso menjelaskan bahwa bangunan yang letaknya di depan gedung Perpusnas saat ini difungsikan layaknya museum. Gedung ini dulunya adalah cagar budaya sehingga tidak boleh dirusak.

“Bangunan heritage dirapikan kembali, diperbaiki dan dikonsepkan seperti museum. Informasi di dalamnya terkait tentang perkembangan aksara Nusantara, media penulisan aksara/media pustaka, aktivitas membaca sebagai tradisi budaya indonesia, dan tentang sejarah perpustakaan itu sendiri,” ujarnya saat ditemui Republika.co.id.

Bagi Anda yang ingin tahu bagaimana sejarah aksara Indonesia, mampir saja langsung ke gedung heritage yang masih sau lokasi dengan Perpusnas di Jalan Medan Merdeka Selatan 11, Jakarta Pusat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement