Selasa 31 Oct 2017 00:41 WIB

Wisata Spot Swafoto Jadi Favorit di Semarang

Wisatawan berswafoto di kawasan wisata Bukit Mojo, Gumelem, Dlingo, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (2/4).
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Wisatawan berswafoto di kawasan wisata Bukit Mojo, Gumelem, Dlingo, Bantul, DI Yogyakarta, Minggu (2/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Destinasi wisata yang menawarkan spot selfie atau swafoto dengan pemandangan menarik mulai jadi favorit di Semarang. Salah satunya Negeri di Atas Awan di Desa Talukacang, Gunungpati, Semarang.

"Wisata Negeri di Atas Awan ini sudah dibuka tiga bulan lalu. Awalnya, inisiatif dari beberapa warga sini," kata petugas pendaftaran Wisata Negeri di Atas Awan Desa Talunkacang, Semarang, Murti Sari Dewi di Semarang, Senin (30/10).

Ide awalnya, kata dia, beberapa warga di RW III Desa Talunkacang berpikir mengenai pemandangan desa yang sangat indah bisa menjadi potensi wisata jika dipromosikan, terutama untuk spot selfie yang tengah marak.

Sebelum destinasi wisata Negeri di Atas Awan, kata dia, sebenarnya sudah ada wisata Gubug Wit yang didesain dengan model kafe, tetapi dinilai kurang menjual karena pemandangannya kurang menarik dan cenderung monoton.

Akhirnya, kata dia, ditemukan sebuah spot menarik dengan pemandangan hamparan Waduk Jatibarang sehingga warga berinisiatif membentuk Tim Pengembang RW untuk mengelolanya dan memberinya nama destinasi itu Negeri di Atas Awan.

"Setiap pengunjung hanya dikenakan biaya Rp 5.000 untuk empat kali berfoto di tempat ini. Belum termasuk tarif parkir dan penyewaan properti tambahan jika menginginkan. Ternyata, pengunjung yang datang banyak sekali," katanya.

Setiap harinya, kata dia, pengunjung yang datang ke spot swafoto itu bisa sampai 300-400 orang, dan bisa membeludak hingga 1.000 orang pada hari libur dan akhir pekan karena promosi dari mulut ke mulut pengunjung yang datang.

"Rencananya, spot foto ini mau dibuat dengan alas kaca yang disangga baja sehingga bisa terlihat transparan. Pengunjung juga bisa mengabadikan momentum berdiri di atas kaca. Namun, ternyata butuh biaya sangat mahal," katanya.

Akhirnya, kata warga Desa Talunkacang itu, spot swafoto dibuat dari bahan bambu, sekaligus sebagai penyangga, dihiasi dengan dakron sebagai hiasan awan sehingga ketika berfoto benar-benar serasa berada di atas awan.

Ketinggian spot swafoto itu sekitar 3-4 meter sehingga diakuinya cukup berisiko jika hujan turun dan terpaksa pengelola menutup destinasi wisata itu untuk sementara waktu sampai kondisi benar-benar memungkinkan.

"Namun, pengunjung tetap bisa mendaftarkan antrean kalau takut enggak kebagian tempat. Ya, kalau musim hujan seperti ini jumlah pengunjung turun drastis. Bisa sampai 30 persen," katanya.

Dalam waktu dekat, kata dia, pengelola berencana menambah destinasi wisata baru di desa itu, yakni Rumah Salju untuk semakin mendongkrak popularitas Desa Talunkacang yang merupakan desa wisata dalam menarik wisatawan.

Sementara itu, Sara Laraswati (24), salah satu pengunjung mengaku mengetahui spot swafoto itu dari kawan-kawan kampusnya sehingga tertarik mengunjungi, apalagi lokasinya dekat dengan kampus tempatnya kuliah. "Ternyata, pemandangannya bagus buat selfie. Bayarnya juga murah, cuma Rp 5.000. Enggak nyangka ternyata ada destinasi wisata kayak gini," kata mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement