REPUBLIKA.CO.ID, BRISBANE -- Pakar kepengasuhan dari Australia, Dr Justin Coulson, menyebutkan setidaknya ada tujuh tipe kepengasuhan yang umumnya dianut para orang tua. Masing-masing memiliki aspek positif dan negatif tersendiri.
Termasuk tipe manakah Anda? Berikut tujuh tipe kepengasuhan seperti dikutip dari ulasan laman Daily Mail:
Helicopter parenting
Istilah ini merujuk pada orang tua yang selalu ada di sekitar anak seperti helikopter untuk mengawasi agar tidak ada masalah terjadi. Meski membuat segalanya terkendali, model ini berpotensi membuat anak terlalu bergantung pada orang tua.
Lawnmower parenting
Lawnmower alias mesin pemotong rumput dimaksudkan bahwa orang tua siaga memangkas masalah apapun yang dijumpai anak. Keuntungan model ini hanya dalam jangka pendek, anak pun menjadi tidak kreatif dan kelak sulit menghadapi kegagalan.
Authoritative parenting
Orang tua dalam kategori autoritatif biasanya hangat dan menyayangi tapi juga amat ketat memberi aturan. Anak dalam keluarga demikian biasanya tumbuh sebagaimana yang diharapkan tetapi terkadang mengalami kebingungan memaknai sikap orang tua yang seperti punya dua sisi berbeda.
Permissive parenting
Orang tua dalam model kepengasuhan ini cenderung permisif atau memperbolehkan anak melakukan apapun. Anak bisa lebih terdorong untuk berkreasi dan sangat mandiri, tetapi tidak jarang menghadapi masalah di lembaga dengan aturan terstruktur seperti sekolah.
Neglectful parenting
Orang tua cenderung abai terhadap anak, jarang menunjukkan perhatian, juga tidak memberi banyak batasan. Anak bisa saja tumbuh menjadi tidak tergantung dengan pola ini, tetapi berisiko membuat mereka terdampak pengaruh buruk pergaulan.
Authoritarian parenting
Orang tua otoriter biasanya memberlakukan banyak batasan dan aturan tanpa menjelaskan alasan di baliknya. Anak biasanya tumbuh menjadi sosok disiplin, tetapi bisa juga suatu saat menjadi pemberontak karena jenuh menghadapi pola asuh bagai militer.
Intentional parenting
Orang tua benar-benar hadir dalam kepengasuhan dan pendidikan anak, selalu tahu kondisi buah hati tanpa lupa menetapkan batasan. Kedekatan orang tua dan anak semakin kuat dengan pola ini, juga membangun kesadaran moral yang lebih tinggi pada anak.