Ahad 15 Oct 2017 18:46 WIB

Konsumsi Cokelat Belum Tentu Buat Diri Rileks

Rep: Novita Intan/ Red: Indira Rezkisari
Cokelat. Ilustrasi
Foto: Reuters
Cokelat. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa yang tidak suka cokelat? Rasa manisnya begitu khas, bercampur dengan sedikit rasa pahit yang membuat kita tidak bisa berhenti memakannya.

Selama ini coklat ini dipercaya mampu memperbaiki suasana hati. Bahkan, beberapa juga beranggapan bahwa cokelat mampu membuat kondisi seorang jadi lebih rileks.

Menurut Psikolog Ajeng Raviando, nyatanya memakan cokelat memang memiliki efek menenangkan seperti yang selama ini dipercaya seperti rasa tenang dalam kondisi stres, rasa bahagia. hingga rasa semangat.

"Memang ada kandungan dalam cokelat yang bikin kita sebagai individu membuat kita nyaman dan rileks karena ada kandungan yang memicu hormon dalam tubuh agar lebih rileks lagi," ungkapnya di Jakarta.

Meski demikian, lanjut Ajeng, tidak ada ukuran pasti berapa banyak cokelat yang mesti dimakan agar lebih rileks. Tapi memang beda-beda setiap orangnya.

"Ketika sedang tegang ketika memakan ada yang lebih tenang dan lebih happy jadi lebih semangat melakukan. Jadi banyak dan berapa lamanya tergantung individunya," kata dia.

Sementara Brand Manager Chocolate, Mondelez Indonesia, Dini Anggraeni, menambahkan cokelat berkembang menjadi salah satu camilan favorit pilihan di Indonesia dengan pangsa pasar mencapai 776 juta dolar AS atau sekitar Rp 10 triliun. Cokelat menjadi kategori camilan terbesar ke-empat setelah biskuit, pastry, dan permen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement