Selasa 10 Oct 2017 17:17 WIB

Mengejar Tarsius di Hutan Pelawan

Foto-foto tarsius bangkanus yang diambil oleh Syahputra, pemerhati lingkungan di Kabupaten Bangka Tengah
Foto: Istimewa
Foto-foto tarsius bangkanus yang diambil oleh Syahputra, pemerhati lingkungan di Kabupaten Bangka Tengah

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKA -- Hutan Pelawan, salah satu wisata alam di Bangka Tengah, dikenal dengan keragaman faunanya. Salah satu hewan yang menjadi daya tarik di hutan seluas 300 hektare ini adalah tarsius bangkanus atau tarsius bangka. Ia hewan primata kecil seukuran telapak tangan yang termasuk langka di dunia.

Untuk melihat Tarsius tidak mudah. Jangan bayangkan datang ke sana dan bisa langsung melihat hewan ini berkeliaran di atas pohon atau sekitar Anda. Hal itu ditegaskan pemerhati lingkungan di Kabupaten Bangka Tengah Syahputra.

Pria yang bekerja sebagai PNS di Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bangka Tengah ini mengaku kerap mencoba berburu foto tarsius di hutan tersebut. Namun selama rentang empat tahun, Syahputra baru berhasil menemui tarsius sebanyak tiga kali.

Dua di antaranya di Hutan Pelawan, Bangka Tengah. Dan ketiganya itu selalu berhasil dia foto. Anehnya, dia tak pernah berhasil menemui tarsius jika sedang sengaja mencarinya di hutan.  

Pertemuannya selalu saat dia sedang di luar hutan. Terkadang ada seorang warga yang melihat tarsius di hutan lalu memberitahunya. "Dan akhirnya saya ke sana untuk foto-foto," kata lulusan Fakultas Kehutanan UGM ini.

Di Hutan Pelawan dia mengambil fotonya saat malam hari. Sebagaimana diketahui, tarsius adalah hewan nokturnal yang bergerak di malam hari. Pada siang hari tarsius tidur dan sulit mengambil gambarnya karena dia bersembunyi di balik dedaunan. Apalagi tubuh primata ini hanya segenggam kepalan tangan.

Ada beberapa hal yang membuat sulitnya menemukan tarsius. Pertama, satu ekor tarsius membutuhkan daerah teritorial seluas 2-3 hektare. Jika musim kawin, satu daerah bisa memiliki satu pasang tarsius. Tetapi, setelah musim kawin berlalu yang jantan pergi lagi mencari daerah baru. "Itulah sulitnya mencari tarsius di alam liar," kata Syahputra.

Penyebab sulit lainnya adalah karena pengaruh habitat. Tarsius tidak mau hidup di hutan yang pohonnya besar-besar. Mereka cenderung memilih hutan yang memiliki pohon-pohon kecil sebagai tempat tidur mereka seperti di hutan Pelawan ini.

Karena itu, jika hutan pelawan memiliki luas 300 hektare, diperkirakan ada 150 hektare tarsius yang berada di hutan ini. Namun, jumlah itu juga belum pasti. Karena belum ada penelitian mengenai jumlah tarsius di Hutan Pelawan ini. Hal tersebut karena penelitian tarsius memiliki banyak kendala, yakni sulitnya menemukan tarsius dan eksplorasi hutan yang biayanya tidak sedikit.

Tarsius yang ada di Pulau Bangka, termasuk di hutan Pelawan ini, bernama Tarsius bangkanus. Ini adalah satu dari tiga jenis tarsius yang ada di dunia, yakni Tarsius tersier di Sulawesi, dan satu jenis lagi di Filipina.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement