REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Hadirnya destinasi wisata bukan saja untuk menunjukkan sisi menarik dan kelebihan suatu wilayah untuk lainnya. Namun destinasi wisata juga menjadi sarana yang dapat membantu menumbuhkan perekonomian masyarakat setempat.
Seperti halnya daerah lain di Indonesia, Kota Malang juga memiliki nilai lebih pada destinasi wisatanya. Salah satu parawisata yang paling dikenal di Kota Bunga ini terdapat pada kampung tematiknya. Kampung Tridi dan Kampung Wisata Jodipan (KWJ) bisa disebut sebagai destinasi yang paling dikenali para wisatawan domestik maupun mancanegara.
Untuk menambah nilai daya tarik dan kecantikan pada dua kampung wisata, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang dan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membangun jembatan kaca yang diklaim pertama kalinya di Indonesia. Jembatan transparan yang berdiri di atas Sungai Brantas ini menghubungkan KWJ dan Kampung Tridi.
Jembatan yang didominasi warna kuning emas ini memiliki panjang 25 meter dan lebar 1,25 meter sehingga bisa digunakan dua jalur atau dua orang yang berjalan berpapasan. Diestimasikan, jembatan dapat menampung sekitar 50 orang dan menanggung beban 250 kilogram. Jembatan yang didesain mahasiswa dan dosen UMM ini berdiri di ketinggian sekitar 9,5 meter dari Sungai Brantas.
KWJ dan kampung Tridi terletak berseberangan dan dipisahkan aliran sungai Brantas. Sebelum jembatan dibangun, wisatawan yang ingin menikmati kedua sisi kampung harus menaiki puluhan anak tangga dan memutar lewat Jembatan Brantas. Munculnya jembatan kaca menjadi fasilitas baru bagi warga sekaligus alternatif bagi pengunjung. Diharapkan, selain mempermudah akses, kekerabatan antar kampung pun kian rekat untuk mempercantik Kota Malang.
Selain itu, lantaran berlantai kaca, warga dan pengunjung diajak menikmati pemandangan dasar sungai dari atas jembatan. Kaca yang transparan memiliki sensasi tersendiri layaknya Jembatan Kaca di Zhangjiajie Cina. Kini, jembatan kaca menjadi spot foto baru bagi netizen yang kerap mengunggah foto-foto menariknya di media sosial.
Pendesain sekaligus DosenTeknik Sipil UMM, Lukito Prasetyo mengatakan, jembatan ini tidak hanya memiliki fungsi penghubung semata tapi juga memiliki nilai estetika. Oleh sebab itu, dari sekian desain yang dipamerkan pada Wali Kota Malang, terpilihlah model jembatan gantung dengan tambahan kaca sebagai material pijakannya. Agar pada malam hari, pijakan jembatan yang terbuat dari kaca dapat memperlihatkan lampu-lampu yang indah, ujar Lukito. Setelah disetujui berbagai pihak, jembatan itu akhirnya dikerjakan dengan membutuhkan waktu lima bulan sejak 8 Mei lalu.
Walikota Malang Mohammad Anton menjelaskan, Jembatan Kaca Ngalam Indonesia ini merupakan salah satu wahana wisata baru di Kota Malang yang menghubungkan Kampung Warna-Warni dan Kampung Tridi. Menurut dia, dua destinasi wisata ini sudah terkenal hingga dunia internasional. Dengan adanya tambahan wahana ini, dia berharap akan semakin banyak wisatawan mengunjungi Kota Malang.