REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendidikan demokrasi perlu diarkan sejak dini. Pun pengajarannya tak perlu melalui pendidikan formal. "Pendidikan demokrasi bisa ditularkan dalam kehidupan sehari-hari di rumah," kata Relawan Pustaka Wadas Kelir Muhammad Iqbal dilansir dari Sahabat Keluarga Kemendikbud, Senin (9/10).
Ia menjelaskan prinsip utama demokrasi, menghargai dan menghormati perbedaan. Menurutnya, prinsip itu harus menjadi bagian karakter anak. Iqbal menjabarkan sejumlah cara memberikan pendidikan demokrasi kepada anak. Pertama, mengajak anak menghargai perbedaan. Ia berujar anak harus memahami perbedaan bukan berarti memiliki kesalahan.
Ia mengatakan orang tua dapat mengajarkan anak menyikapi perbedaan dengan tenang dan lapang. Ia mencontohkan, orang tua dapat memberitahu anak bahwa mendengarkan teman bicara adalah hal baik, saat mereka bertemu teman gemar berbicara. Pun orang tua harus memberi pujian saat anak senang mendengarkan temannya berbicara. Orang tua, ia melanjutkan, bisa mengatakan pendengar baik, memiliki banyak teman.
Kedua, mengajarkan tanggung jawab. Menurutnya, sikap ini dapat diajarkand dengan memberi tugas ringan pada anak, seperti, merapikan mainan. Iqbal meyakini, pengajaran itu membuat anak paham, setiap tindakannya memiliki konskuensi tanggung jawab. Ketiga, tidak menghakimi.
Iqbal mengatakan orang tua harus mulai mengajarkan, setiap orang tidak boleh menghakimi dan menilai orang lain hanya dari satu sisi. Ia berujar, orang tua dapat mencontohkan bagaimana berbagi tanpa memandang bulu.
Keempat, memberikan contoh. Iqbal mengingatkan anak adalah sosok paling mudah menerika pelajaran dari melihat, mendengar, dan merasakan. Ia mengingatkan, keluarga adalah lingkungan sangat berpengaruh memberikan pendidikan demokrasi pada anak.
"Orang tua sejak dini dapat memberikan teladan yang baik bagi anak," ujar dia