Jumat 06 Oct 2017 08:19 WIB

Menggelitik Ketiak Malin Kundang

WISATA BATU MALIN KUNDANG. Pengunjung bermain di sekitar Batu Malin Kundang, di Pantai Air Manis, Padang, Sumbar.
Foto: Antara
WISATA BATU MALIN KUNDANG. Pengunjung bermain di sekitar Batu Malin Kundang, di Pantai Air Manis, Padang, Sumbar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang gadis mendekati sebongkah batu yang berbentuk mirip tubuh manusia dan teronggok di atas pasir. Dia mencari bagian ketiaknya, dan menggelitiknya. ''Kok tidak mau bangun ya,'' celetuk sang gadis sembari tersenyum. ''Kasihan deh, si Malin Kundang, bersujud terus selama berabad-abad,'' tambahnya.

Gadis itu tentu hanya bergurau. Tapi, batu yang digelitiknya bukan batu sembarangan. Itulah batu si Malin Kundang yang teronggok di Pantai Air Manis - kawasan wisata yang berada sekitar 10 km arah selatan Kota Padang.

Malin Kundang adalah tokoh legenda, cerita rakyat, yang sangat populer dan hidup secara turun-temurun di kalangan masyarakat Minang dan bahkan di luar Minang. Dikisahkan, Malin Kundang dikutuk menjadi batu oleh ibunya, karena durhaka. Kebetulan, di Pantai Air Manis, ada batu yang bentuknya mirip tubuh manusia yang sedang bersujud ke pasir, dengan tangan menyembah, seperti minta ampun.

Guna makin menghidupkan legenda tersebut, disempurnakanlah batu itu sehingga benar-benar mirip tubuh manusia. Di sekitarnya pun ditata batu-batu lain -- ada yang mirip rantai, patahan tiang, dan pecahan geladak untuk memberi kesan bahwa itulah kapal si Malin Kundang yang pecah setelah anak durhaka itu dikutuk sang ibu.

Lagi-lagi, itulah kreatifnya orang Minang dalam menjual objek wisatanya. Sehingga, wisatawan yang datang ke pantai tersebut tidak hanya ingin menikmati keindahan alamnya, tapi yang terutama adalah 'menziarahi' si Malin Kundang.

Taman Hutan Bung Hatta

Di kawasan Padang, wisatawan juga dapat mengunjungi Taman Hutan Raya (Tahura) Bung Hatta. Pintu masuk kawasan wisata Tahura ini ada di Ladang Padi, Lubuk Kilangan, sejauh sekitar 23 km di luar kota Padang, dan dapat dicapai selama 25 menit dengan kendaraan bermotor.

Tahura itu kini sudah dikembangkan secara intensif dan ditata secara artistik dengan hamparan warna-warni bunga dan taman hijau, lengkap dengan sarana akomodasi, gazebo dan kafetaria. Di tengah taman ada prasasti di bawah batung wakil presiden RI pertama, Dr Mohammad Hatta.

Sebenarnya, Tahura Bung Hatta merupakan kawasan cagar alam hutan primer yang berfungsi untuk melestarikan plasma nutfah, perlindungan sumber daya alam, pedidikan dan penelitian, pembinaan cinta alam, serta tempat rekreasi alam.

Objek-objek wisata di kawasan Padang hanya sebagian kecil dari puluhan objek wisata lain di Provinsi Sumatera Barat. Di provinsi ini terhampar objek-objek wisata alam lain yang menakjubkan, seperti Ngarai Sianok, Danau Maninjau, Danau Kembar, Danau Singkarak, dan Taman Nasional Kerinci Seblat.

Tidak cukup waktu sepekan untuk mengunjungi semua objek wisata itu secara memuaskan. ''Semua tamu yang saya ajak jalan-jalan di Sumatera Barat selalu mengatakan, suatu hari saya akan datang kembali. Rasanya waktu saya di sini terlalu pendek,'' kata Diana Frost, warga Inggris yang mengaku merasa betah tinggal di Padang.

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement