Selasa 03 Oct 2017 18:12 WIB

Saat Seduhan 10 Ribu Kopi Panaskan Malioboro

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Indira Rezkisari
Ribuan warga antre untuk mendapatkan kopi gratis saat acara Malioboro Coffee Night di Jl. Malioboro, Yogyakarta, Rabu (3/10).
Foto: Antara
Ribuan warga antre untuk mendapatkan kopi gratis saat acara Malioboro Coffee Night di Jl. Malioboro, Yogyakarta, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Malioboro Coffee Night berlangsung di Yogyakarta, Senin (2/10) malam. Sebanyak 10 ribu gelas kopi dibagikan kepada masyarakat dan wisatawan yang melintas di depan Mal Malioboro secara cuma-cuma alias gratis.

Malioboro memang tidak seperti biasanya pada Senin (2/10) malam. Keramaian yang biasanya terjadi seakan berubah menjadi kepadatan, terutama di jalan-jalan depan Mal Malioboro. Kalau biasanya tengah malam biasanya pengunjung berkurang, malam itu justru kepadatan semakin menjadi.

Memasuki ruas pertama trotoar Mal Malioboro, terdapat papan nama jalan yang bertuliskan Malioboro Night Festival. Pertanyaan tadi pun terjawab. Ternyata, ada festival kopi gratis yang dibagikan kepada masyarakat, memperingati Hari Kopi Internasional.

Dingin malam Yogyakarta tampaknya tidak terasa, kala memasuki langkah pertama trotoar Mal Malioboro. Pasalnya, ratusan, ribuan, atau mungkin puluhan ribu wisatawan memadati trotoar yang sudah lebih dulu berkurang luas, karena meja dari stan kopi seantero Indonesia.

Ya, aroma beraneka ragam kopi begitu terasa Senin malam. Seperti masuk ke penggilingan kopi, setiap melangkahkan kaki pengunjung pasti akan dengan mudah mencium aroma yang dihasilkan tangan-tangan barista saat meramu kopi-kopinya. Mereka ada di kiri dan kanan trotoar.

Walau kopi dibagikan mulai pukul 22.00, masyarakat dan wisatawan malah telah memenuhi sekitaran Mal Malioboro sejak pukul 21.00. Deretan tenan-tenan kopi yang sudah berjajar rapi di kiri dan kanan trotoar, ternyata sudah menarik perhatian setiap orang yang melintas.

Tidak kurang 40 stan berisikan barista-barista siap melayani pengunjung yang melintas. Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia seperti tuan rumah Yogyakarta, Cianjur, Sumatra Selatan, Bandung, Jakarta, Flores, Papua dan daerah-daerah lain.

Mulai dari masyarakat sekitar, wisatawan lokal sampai wisatawan asing, tampak begitu santai memenuhi trotoar Mal Malioboro, walau harus berdesakan dengan pengunjung lainnya. Selain kopi, ada berbagai hiburan mulai dari akustik live band, permainan-permainan dan stan foto bertema 90an.

Creator Malioboro Coffee Night, Anggi Dita mengatakan, kegiatan ini digelar untuk memperingati Hari Kopi Internasional, HUT Yogyakarta ke-261 dan Hari Batik Nasional. Kegiatan akan berlangsung sampai Selasa (3/10) pagi sekitar pukul 07.00, dan ditutup sarapan bersama masyarakat.

"Sarapannya pun gratis, ada seribu gudeg," kata Anggi kepada Republika.co.id, Senin (2/10) malam.

Ia berharap, kegiatan ini dapat berlangsung setiap tahun, setidaknya untuk memperingati HUT Yogyakarta. Selain itu, Anggi berharap momentum ini dapat memberikan ruang yang lebih luas kepada kopi-kopi Indonesia, agar dapat lebih dikenal masyarakat luas.

Hal itu tampaknya mendapat sambutan sangat hangat dari masyarakat, baik yang berasal dari Yogyakarta, luar Yogyakarta maupun luar negeri. Walau harus beradu pundak setiap melangkahkan kaki, mereka tampak begitu menikmati cita rasa kopi-kopi Indonesia yang diberikan.

Winda, salah satu wisatawan yang mengikuti Malioboro Coffee Night, memberikan apresiasinya kepada perhelatan itu, apalagi ini kali pertama dilaksanakan di Malioboro. Sambil menyeruput kopi di gelas kecil yang ada di tangannya, dara asli Surabaya ini mengaku senang bisa berpartisipasi.

Untuk perhelatannya, ia menyarankan agar informasi seperti pembagian kopi dari tenan ganjil dan genap dapat lebih disosialisasikan lagi, agar pengunjung tak bingung. Meski begitu, walau keringat terlihat membasahi keningnya, Winda mengaku sangat senang ada festival kopi seperit itu.

"Biar tahulah kopi-kopi di Indonesia yang ternyata banyak banget," ujar wisatawan asal Surabaya yang sudah mencicipi dua gelas kopi arabika tersebut.

Senada, Doddy dari Lombok memberikan apresiasinya atas perhelatan Malioboro Coffee Night, walau harus berdesakan untuk mendapatkan satu gelas kopi. Ia pun berharap, kegiatan ini dapat meraih kesuksesan dan semakin banyak peminta, dan kalau bisa diadakan lebih sering tidak cuma HUT Yogyakarta saja.

Pasalnya, ia yang datang bersama sejumlah temannya ke Yogyakarta, tidak tentu kapan kembali lagi dan belum tentu tepat diselenggarakannya festival kopi. Maka itu, walau sambil kepanasan memegang kopi yang ada di tangannya, Doddy antusias mengatakan kalau festival kopi harus lebih sering diadakan.

"Perlu banget diadakan rutin, kalau bisa setiap bulan," kata Doddy yang kali ini mendapat kesempatan menjajal kopi dengan campuran santan kelapa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement