Kamis 28 Sep 2017 14:24 WIB

Berburu Buku di Bazar Buku Impor Terbesar se-Asia Tenggara

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Pengunjung memadati bazar buku Big Bad Wolf di Gedung JX Internasional Surabaya, Kamis (28/9).
Foto: Dadang Kurnia/REPUBLIKA
Pengunjung memadati bazar buku Big Bad Wolf di Gedung JX Internasional Surabaya, Kamis (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Buku adalah jendela ilmu. Peribahasa tersebut sangat akrab di telinga. Maka tak heran jika bazar buku Big Bad Wolf yang digelar di Gedung JX Internasional Surabaya pada 24 September-9 Oktober 2017, disesaki para pengunjung.

Sejak pagi, pengunjung yang terdiri dari anak sekolah, mahasiswa, pekerja, hingga ibu rumah tangga terus berbondong-bondong mendatangi bazar buku impor terbesar dan termurah di Asia Tenggara itu. Bahkan mereka rela desak-desakkan demi mendapat buku bacaan yang diharapkan.
 
Anindita contohnya, perempuan berusia 31 tahun asal Tambak Sari, Surabaya, itu tak ragu menyelinap di antara kerumunan pengunjung. Buku anak-anak, panduan memasak dan panduan membuat kerajinan tangan menjadi incaran ibu rumah tangga tersebut.
 
"Kebanyakan yang saya beli ya buku anak-anak, buku panduan memasak dan membuat kerajinan tangan seperti asesoris gitu-gitu," ujar perempuan yang akrab disapa Dita, saat ditemui Republika.co.id, Kamis (28/9).
 
Meski harus berdesakan, Dita mengaku tidak keberatan, karena hasilnya sangat memuaskan. Apalagi, buku yang dibelinya di bazar tersebut diperolehnya dengan harga yang lebih murah dibanding di toko buku pada umumnya. Alhasil, Dita pun berhasil membawa pulang buku satu keranjang penuh.
 
Begitu pun dengan Hendrias (24 tahun). Pria asal Kecamatan Taman, Sidoarjoini rela bolos kerja demi berburu buku di bazar buku Big Bad Wolf. Pria yang bekerja di perusahaan swasta ini mengincar novel yang dirasanya menarik. "Senangnya baca novel, terutama novel-novel yang ada unsur humornya," kata Hendri.
 
Berbeda dengan Hendri, Nur Alvu Khoiri mengunjungi bazar yang dimerihkan sekitar 2,5 juta buku itu, adalah untuk mencari referensi tugas akhir. Mahasiswi jurusan sejarah di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel itu datang ke sana untuk mencari buku-buku yang mengulas kebudayaan dan sejarah. "Untuk menunjang belajar saja. Karena kan saya tingkat akhir jadi untuk tugas akhir," ujar Alvu.
 
Presiden Direktur PT Jaya Ritel Indonesia, penyelenggara Big Bad Wolf Indonesia, Uli Silalahi mengungkapkan betapa besarnya minat masyarakat untuk berburu buku di bazar yang dibuka selama 24 jam dan 12 hari tersebut. Itu terlihat dari tingginya jumlah pengunjung yang mencapai 6.782 di hari pertama.
 
Artinya, sejak bazar itu dibuka, pada Rabu (27/9), pukul 09-00 WIB, hingga pukul 23.00 WIB di hari yang sama, sudah didatangi hampir 7.000 pengunjung. Kalau hari ini (Kamis (28/9)) pengunjung baru sekitar seribuan. "Tapi kan baru dua jam, dari jam 09.00 sampai jam 11.00," kata Uli.
 
Uli kemudian menjelaskan, BBW 2017 ini bukan kali pertama diselenggarakan. Tahun lalu, event serupa pun digelar di Surabaya. Uli juga menjabarkan, jumlah buku yang disediakan tahun ini, lebih banyak dibanding tahun sebelumnya. Tahun lalu, lanjut Uli, dua juta buku dipamerkan, sementara tahun ini jumlah buku yang dipamerkan 2,5 juta.
 
Penambahan ini dilakukan setelah melihat antusiasme masyarakat di tahun sebelumnya, di mana jumlah pembeli membludak. Tahun lalu, lanjut Uli, PT Jaya Ritel Indonesia hanya menargetkan 250 ribu kunjungan. Tetapi ternyata, pengunjung mencapai 300 ribu. "Dengan penambahan jumlah buku itu, ditarget jumlah pengunjung mencapai 350 ribu," ujar Uli.
 
Tak hanya itu, komposisi buku yang dijual juga berubah. Bila dalam pelaksanaan sebelumnya 30 persen buku segmen anak-anak, maka pada penyelenggaraan tahun ini, segmen anak-anak naik 70 persen. Peningkatan dilakukan karena pada tahun sebelumnya, buku favorit adalah untuk segmen anak-anak.
 
Semua yang disediakan merupakan buku-buku baru dan dibeli langsung dari penerbit-penerbit di Inggris, Amerika Serikat, dan Eropa. "Kemudian dijual lagi di Asia Tenggara dengan diskon 60-80 persen untuk semua buku," tambah uli.
 
Gubernur Jawa Timur, Soekarwo saat membuka bazar buku Big Bad Wolf menyatakan komitmennya untuk menjadikan event tersebut sebagai tradisi mengawali rangkaian ulang tahun jatim. Itu tak lain, karena bazar tersebut dianggapnya sebagai ajang penyebarluasan ilmu pengetahuan dan sejalan dengan tujuan mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara.
 
Apalagi, lanjut pria yang akrab disapa Pakde Karwo, buku yang dipamerkan berkelas internasional dan dilengkapi berbagai genre. Pameran ini akan meningkatkan semangat membaca masyarakat. "Buku-buku yang dijual sangat berkualitas dan diskonnya mulai 60-80 persen," ujar Pakde Karwo.
 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement