REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Sehari sebelum meninggalnya ayah tercinta Vokalis Grup Band Geisha Narova Morina Sinaga yakni Jabonar Sinaga (69) akibat serangan jantung di Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, Selasa (19/9/2017), ternyata Momo, sapaan akrabnya Narova, sudah mendapat firasat buruk. Firasat itu dirasakannya saat di Jepang tentang sesuatu akan menimpa almarhum.
"Waktu di Jepang aku merasa firasat tidak enak, aku lagi nggak mikir apa-apa tetapi tiba-tiba seperti ada yang meninggal, tetapi tidak tahu siapa. Aku sampai geleng-gelengkan kepala sambil mengucap nggak-nggak boleh pikir yang aneh-aneh, " kata Momo, Kamis (21/9).
Momo menceritakan firasat buruknya itu berusaha dihapus dari pikirannya namun sekeras apa ia mencoba sesering itu pula muncul di benaknya, bahkan sempat membuat ia mengalami sakit kepala. "Aku nggak tau mungkin saat itu bapak dari jauh panggil dan mengingat aku," tuturnya sedih.
Momo mengaku tahu ayahnya berpulang setelah diinformasikan oleh abang kandungnya Popin Sinaga yang kini bekerja di salah satu media online Pekanbaru untuk meminta dirinya segera kembali ke Pekanbaru. Menurutnya sang abang tidak langsung terus terang saat ditelepon terkait hal yang menimpa orang tuanya. Popin hanya bertanya di mana posisi Momo saat itu dan langsung menanyakan bisa langsung berangkat ke Pekanbaru secepatnya.
"Di situ aku sudah nggak enak perasaan, aku langsung ajak suami ke kamar kebetulan kami lagi di apartemen, tetapi ditanyai apa alasan pulang Abang Popin tidak jawab, namun suaranya dari kejauhan sudah terdengar seperti menangis. Ia berusaha menutupi," tuturnya.
Sang abang hanya beralasan bahwa bapak dari pagi tidak bisa dihubungi tidak tahu ke mana. Namun setelah disuruh orang mengintip ke rumah terlihat terbaring.
"Aku akhirnya nggak tenang dan penasaran dan telepon mama aku, dan dijawab bapak sudah nggak ada aku langsung tak sanggup apa-apa cuma nangis," ujar Momo lagi sambil menyeka air mata.
Akhirnya ia dan suami langsung terbang dari Singapura menuju Pekanbaru dan tiba di rumah duka Jalan Kurnia sekitar Rabu sore hari. Kepergian ayah bagi Momo yang menjadi satu-satunya putri dari lima bersaudara ini membuatnya terpukul. Apalagi ia belum sempat menunaikan janjinya akan memberangkatkan mereka berdua ke Yerusalem untuk sebuah kunjungan rohani.
Momo bahkan sudah mempersiapkan semua keperluan almarhum untuk di perjalanan dan selama di kota tertua di dunia itu. "Aku sudah belanja di Jepang untuk semua keperluan jaket bapak dan mamak nanti di Yerusalem, " ucapnya sayu.
Sebenarnya terang Momo lagi keberangkatan ayah dan ibunya direncanakan 27 September ini akan tetapi diundur atas permintaan dirinya karena saat itu ada lokasi yang tutup di Yerusalem jadi rasanya tidak akan maksimal perjalannya kalau tetap dipaksakan. "Aku telepon bapak nggak usah berangkat tanggal 27 ini jadi diundur November saja, dan bapak mengatakan iya," katanya.
Untuk keberangkatan ini tambah Momo mereka sudah mempersiapkan paspor, visa dan tiket, serta biro perjalanan yang akan membawa rombongan juga dipilih sengaja pendeta teman suaminya agar perjalanan aman dan lancar. Ditanya doa terakhir Momo buat ayah tercinta, sambil menangis ia hanya menyatakan ingin membahagiakan bapak.
"Aku hanya ingin lihat dia senang, dia nggak pernah jalan-jalan, cuma mikirin kerja cari uang, pas mau ke Yerusalem malah sudah tiada," katanya.