REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- KBRI Canberra mempromosikan gudeg kepada masyarakat Australia yang selama ini sebagian sudah mulai mengenal dan menggemari makanan khas Yogyakarta tersebut.
"Kemasyhuran gudeg sebagai salah satu kuliner legendaris asal Indonesia, ternyata menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi masyarakat Australia, termasuk yang tinggal di Canberra," demikian siaran pers KBRI Canberra yang diterima, Sabtu (9/9).
Ketertarikan warga Australia dengan gudeg pun sangat beragam, mulai dari kalangan profesional, penulis dan akademisi hingga budayawan Australia.
Mereka tampak begitu menyukainya ketika menikmati masakan gudeg yang disuguhkan dalam acara Promosi Budaya dan Pariwisata Indonesia yang mengetengahkan tema "The Unforgettable Jogjakarta" yang digelar oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Canberra dan disaksikan Duta Besar RI untuk Australia, Y Kristiarto S Legowo.
Sejumlah istri Duta Besar negara sahabat, seperti Maroko, Jordania dan Brunei Darussalam, juga tampak hadir. Hellen Mitchel, salah satu pengunjung yang hadir mengakui bahwa rasa masakan gudeg memang sangat istimewa.
"Yang paling saya suka dari gudeg adalah sambal kreceknya" ujar wanita Australia yang hampir selalu hadir dalam setiap kegiatan promosi pariwisata di KBRI Canberra ini.
Antusiasme mereka ingin merasakan Gudeg Jogja mulai terlihat saat demo masak berlangsung. Mereka langsung mengerumuni seolah tak ingin melewatkan cara memasak Gudeg agar dapat dipraktekkan di rumah.
Apalagi, tidak sulit mencari bahan membuat gudeg di Australia, termasuk nangka muda dan bumbu-bumbunya.
Menurut Caecilia Legowo, Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) KBRI Canberra, yang membuka acara Promosi Budaya dan Pariwisata Jogja ini mengatakan bahwa promosi gudeg ini merupakan bagian dari upaya KBRI Canberra untuk memperkenalkan Kota Yogyakarta yang memang menawarkan banyak atraksi, mulai dari Kraton, Malioboro, Batik, Candi Borobudur dan Prambanan serta tempat berbelanja.
"Semua kekayaan budaya dan potensi pariwisata Yogja sangat lengkap untuk ditawarkan kepada publik Australia. Istilahnya satu paket, mulai dari kesenian, tradisi budaya, panorama alam hingga kuliner. Ada juga Candi Prambanan yang kerap disebut sebagai Menara Eiffel-nya Indonesia", kata Caecilia.
Selain demo masak, program promosi pariwisata ini juga diisi dengan pameran foto bercorak Yogya, pameran batik dan kerajinan tangan serta pemutaran video. Promosi tentang Yogyakarta ini dimaksudkan untuk lebih mendorong lebih banyak publik Australia berkunjung ke Indonesia.
Saat ini Indonesia menjadi destinasi terfavorit di luar negeri bagi pelancong dari Australia setelah Selandia Baru. Tahun lalu sekitar 1,3 juta turis Australia mengunjungi berbagai tempat pariwisata di Indonesia.