REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Imunitas kepribadian dinilai bisa mencegah seseorang bunuh diri. Untuk bisa memiliki imunitas kepribadian, harus dilakukan sejak seseorang masih kecil. Inilah yang terkadang dilupakan oleh orang tua.
Psikolog Klinis Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Sumarni, mengatakan imunitas kepribadian bisa menahan keinginan anak terhadap sesuatu yang bukan kebutuhan primer. "Kalau anak minta apa-apa dituruti, nantinya anak tidak tahap terhadap stressor dan mudah kecewa sehingga walaupun stressornya hanya satu, bisa saja dia melakukan bunuh diri karena tidak sanggup mendapatkan stressor meskipun bagi orang lain stressor itu dianggap tidak besar,'' jelasnya pada acara talkshow bertema Fenomena Bunuh Diri: Aspek Psikiatri dan Psikologi di Ruang Teater Gedung Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM, Yogyakarta, Selasa (22/8).
Sumarni mengatakan, ketahanan terhadap stressor perlu diusahakan orang tua. Untuk itu pada usia 0 sampai 18 bulan, kelekatan anak dengan ibunya harus baik. Misalnya, anak usia 8 bulan menangis karena lapar maka harus didekap dan disuapi dan apabila anak sakit harus diobati. Selanjutnya usia 18 bulan ke atas, anak lekat dengan orang di sekitarnya seperti ayah, kakak, dan adik sehingga mentalnya akan sehat, tenang, tidak cemas, nyaman, aman, tenteram, dan tidak mudah sakit jiwa.
Dia menyebut, perlu adanya kebijakan dari pemerintah tentang sosialisasi kesehatan mental sejak dini. Sebaiknya, kata Sumarni, sosialisasi ini disampaikan pada saat kursus pernikahan Kantor Urusan Agama (KUA) bekerja sama dengan puskesmas. ''Selama ini posyandu balita hanya untuk kesehatan fisik. Kalau kesehatan mental ini disosialisasikan dengan tepat dan baik, akan menghasilkan generasi yang sehat mental," ujarnya.
Sumarni juga mengusulkan posyandu lansia (lanjut usia) perlu memperhatikan kondisi psikologis orang tua yang sakit. Pasalnya kasus bunuh diri juga banyak terjadi pada orang tua berusia 75 tahun ke atas yang mengalami sakit kronis. Kepada lansia yang sakit, kata dia, perlu diberikan rasa nyaman dan pemahaman untuk menerima sakit dengan ikhlas.