Senin 21 Aug 2017 16:55 WIB

Prestasi Pariwisata Sumbang Suksesi Pembangunan Nasional

Menteri Pariwisata, Arief Yahya.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Menteri Pariwisata, Arief Yahya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah menetapkan pariwisata sebagai sektor unggulan pembangunan nasional. Pariwisata dijadikan sebagai salah satu core economy bagi negara ini ke depannya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya sendiri dalam waktu tiga tahun dinilai berhasil mengangkat pariwisata Indonesia menjadi lebih cantik dan menarik. Destinasi pariwisata Indonesia pun kemudian menjadi magnet bagi para wisatawan mancanegara.

Salah satu indikatornya adalah melalui branding Wonderful Indonesia, peringkat pariwisata Indonesia di dunia meningkat ke peringkat 50 pada tahun 2015. Sebelumnya, di peringkat 70 dari 141 negara pada 2013. Bahkan, berdasarkan laporan resmi World Economic Forum, Indonesia berhasil melejit delapan peringkat hingga ke peringkat 42 pada 6 April 2017.

“Target saya, Indonesia akan mampu mencapai ranking 20 sebelum 2019 dan bertekad pariwisata akan menjadi penghasil devisa negara terbesar sekaligus menjadi destinasi pariwisata terbaik di tingkat regional serta global,” ungkap Arief Yahya.

Sektor pariwisata diproyeksikan mampu menyumbang produk domestik bruto sebesar 15 persen, Rp 280 triliun untuk devisa negara, 20 juta kunjungan wisatwan mancanegara, 275 juta perjalanan wisatawan nusantara dan menyerap 13 juta tenaga kerja pada 2019.

Lebih jauh, sektor pariwisata diyakini mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi yang lebih tersebar di seluruh negeri ini. Diharapkan pula mampu memutus rantai kemiskinan, pengangguran, juga kesenjangan dengan cepat dan tepat.

Penerima Indonesia Marketing Association (IMA) Excellence Award for Tourism Marketing, karena Arief Yahya dinilai telah memberikan sumbangsih besar dan bermanfaat di bidang marketing khususnya di dalam industri pariwisata,

Pada tahun 2016 melalui branding Wonderful Indonesia, pariwisata Indonesia meraih 46 penghargaan dari 22 negara penyelenggara. Bahkan, Pavilion Wonderful Indonesia sukses mempertahankan gelar The Best Exhibition 2017. Tercatat pada semester satu 2017, parwisata Indonesia telah meraih 17 penghargaan.

“Penghargaan tersebut menandakan bahwa Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sudah diakui banyak negara, sebagai tempat berlibur yang aman dan nyaman. Hal ini pun mempengaruhi pula pertumbuhan pariwisata di semester satu 2017 sebesar 22,4 persen. Saat ini pesaing bukan lagi Malaysia, Singapura, atau Thailand, yang pertumbuhannya masih di bawah 5 persen," Ungkap Menpar.

Pesaing yang paling mendekati adalah Vietnam yang menjadi investor /darling. Berdasarkan laporan Telegraph.co.uk, hanya Indonesia dan Vietnam yang mewakili ASEAN dengan pertumbuhan hingga 25 persen dan masuk kategori Top-20 Fastest Growing Travel Destinations in the World.

Pada kancah internasional, destinasi wisata tanah air telah meraih sejumlah penghargaan. Misalnya, Bali yang selama ini menjadi ikon pariwisisata dunia, terpilih sebagai destinasi pariwisata terbaik dunia versi Trip Advisor, mengalahkan London yang berada di peringkat kedua dan Paris di peringkat ketiga.

Dari sektor keamanan Indonesia sudah dinilai baik. Tetapi mengapa pertumbuhan pariwisata di Indonesia masih kalah dengan negeri tetangga?

Diketahui Indonesia di tahun 2015, /performance dalam menarik wisman hanya 10 juta. Sedangkan Singapura 15 juta, Malaysia 25 juta, dan Thailand 30 juta. /Nah, bagaimana bangsa yang besar dengan kekayaan alam dan budaya ini bisa kalah dengan negara lain.

“Rahasianya adalah persaingan sekarang itu bukannya yang besar makan yang kecil, tapi yang cepat makan yang lambat. Kita harus intropeksi, bahwa kita tidak cukup cepat didalam persaingan ini. Oleh karenanya, kita bertekad tahun 2019 pariwisata akan menjadi penghasil di visa yang terbesar, sekaligus menjadi yang terbaik di regional maupun yang global. Untuk itu, kecepatan menjadi faktor yang sangat penting untuk memenangkan persaingan saat ini,” jelasnya.

Terkait dengan peringatan hari jadi ke-72 Republik Indonesia, Menpar menginginkan setiap masyarakat di Indonesia harus berjuang untuk membantu mengembangkan segala potensi kekayaan yang dimiliki Indonesia, terutama di bidang pariwisata. Karena perjuangan ini tidak bisa dilakukan oleh Pemerintah saja.

 

“Sejahterakan bangsamu. Karena itu sangat penting. Anak-anak muda bangkitlah, gunakanlah media digital dan sosial media untuk mempromosikan keindahan bangsamu. Karena peran media sosial itu dewasa ini sangatlah penting. Jadikanlah bangsamu ini bangsa pemenang, bukan bangsa pecundang," tuturnya.

Saat ini, Kementerian Pariwisata tengah fokus pada tiga langkah strategis percepatan pembangunan. Pertama, infrastruktur yang merupakan syarat mutlak untuk kemajuan pariwisata. Kini, tengah dipercepat pembangunan infrastruktur di 10 destinasi prioritas. Selanjutnya akan dikembangkan ke destinasi lain secara bertahap.

Kedua, mempersiapkan sumber daya manusia (SDM). Sebab, SDM merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global. Pesaing emosional Indonesia adalah Malaysia, sedangkan pesaing profesionalnya adalah Thailand. Diorientasikan sektor pariwisata Indonesia memiliki SDM profesional yang terbaik.

Caranya melalui build, borrow, juga buy. Sedangkan cara optimal saat ini adalah borrow. Karena itu, saat ini Kementerian Pariwisata didampingi Shadow Management, yang di dalamnya merupakan para ahli dengan reputasi teruji di bidangnya.

Ketiga, debirokrasi dan deregulasi. Beberapa langkah deregulasi yang sudah dilakukan Kementerian Pariwisata, yakni bebas visa kunjungan serta pencabutan clearance and approval for Indonesian territory bagi industri wisata layar dan moratorium azas cabotage untuk kapal pesiar pada lima pelabuhan besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bali Surabaya, Medan dan Makassar.

Sedangkan langkah debirokrasi yang sudah dilakukan, yaitu implementasi teknologi digital, dengan mengembangkan e-government, e-tourism, travel exchange Indonesia (ITX), Indonesia Travel data warehouse, dan beberapa digitalisasi lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement