REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia memiliki aneka jenis masakan yang lezat. Dari Sabang sampai Merauke semua memiliki makanan tradisional yang menjadi ciri khas daerahnya.
Untuk mengenalkan Indonesia pula, ada beberapa jenis masakan Indonesia yang turut dibawa keluar negeri. Bahkan, dicoba untuk dipasarkan di sana. Namun, untuk mengenalkan makanan Indonesia kepada warga dunia itu tidak mudah. Mereka yang tidak terbiasa dengan aneka rasa masakan Indonesia bisa saja menolaknya.
Apa sih sebenarnya tantangan masakan Indonesia yang akan maju ke kancah kuliner internasional? Sous Chef Le Meridien Jakarta, Chef Syaifullah, mengaku pernah mempromosikan masakan Indonesia di luar negeri. Diantaranya di Guangzhou, Beijing, Taipei, Singapura, Hong Kong, Thailand dan lainnya. Di sana ia mempromosikan berbagai masakan Indonesia. Misalnya rawon, rendang, sop buntut dan lainnya.
Ia mengaku untuk membuat dan mempromosikan masakan Indonesia di luar negeri kendala utamanya ada pada rempah-rempahnya. "Kita dapatkan rempah-rempahnya agak susah, contohnya di Taipei. Yang susah dapatkan bumbu otentik seperti kemiri, kluwek, biji pala. Sekalipun ada harganya mahal," jelasnya kepada Republika.co.id.
Untuk mengatasinya, ia membawa rempah dasarnya dari Indonesia. Namun terkadang ini juga menjadi kendala ketika tiba di bandara. Pihak bandara tidak mengizinkan membawa rempah. Tapi itu semua bisa diatasi dengan membawa surat pengantar dari Indonesia.
"Jika rempah sudah tidak, untuk bumbu yang sangat otentik sulit digantikan bahan lain. Tapi saya pernah mengganti kemiri dengan biji mede. Nah itu bisa, tastenya mantap. Bahkan lebih mantap," ungkapnya.
Selain dari segi rasa, kendala lainnya ada pada sisi penataan terutama untuk wadah sajinya. Ia menginginkan wadah saji yang tradisional atau unik. Namun di luar negeri adanya piring-piring modern. Sementara untuk segi penataan makanan menurutnua tidak ada masalah. Dia lebih memilih penataan yang Indonesia apa adanya. Tidak bergaya kebarat-baratan.
"Apa adanya. Jenis masakan Indonesia otentik. Satu makanan banyak temannya. Tetap disajikan seperti itu," ujarnya.
Chef Ridwan Maulana dari JW Marriott mengatakan hal senada. Masalah utama dalam membawa masakan Indonesia ke luar negeri adalah masalah rempah-rempahnya. Masakan Indonesia terkenal kaya rasa karena banyak rempah-rempah yang digunakan.
"Di kita banyak sekali rempah susah ditemukan dinegara," ujarnya yang pernah mempromokan masakan Indonesia ke Serbia tahun 2016 silam. Rempah Indonesia yang susah didapat menurutnya adalah kecombrang dan cabai rawit.
Karena itu, sebagian rempah ia bawa dari Indonesia. Atau kalau impor didatangkan dari Belanda atau Wina. "Rempah kita tidak bisa digantikan bahan lain, karena rasanya akan berbeda, santan terutama," ujarnya.