Rabu 19 Jul 2017 16:48 WIB

Anak Miliki Geng, Positif Atau Negatif?

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah anak nampak bermain bola di sekitar taman BKT Jakarta, Rabu (8/3).
Foto: Republika / Darmawan
Sejumlah anak nampak bermain bola di sekitar taman BKT Jakarta, Rabu (8/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus perundungan yang dilakukan siswa SMP terhadap temannya menimbulkan perhatian publik. Orangtua khususnya bertanya apakah sehat dari segi sosial bila anaknya yang memasuki usia remaja berteman dalam kelompok atau geng.

Psikolog Reza Indragiri menyarankan justru anak dan remaja dalam masa pubertas harus memiliki kelompok sosial positif. Mempunyai geng (kelompok belajar atau kelompok bermain), menandakan seorang anak mampu berbaur dengan lingkungan dan akan pengaruhi masa pertumbuhan.

"Bagi usia pubertas, yang namanya click alias pertemanan sebaya, kelompok pertemanan inti itu merupakan suatu hal yang sangat krusial. Bahkan kelompok macam itu dianggap oleh mereka sebagai kelompok yang lebih penting dari berbagai macam ikatan lainnya, tidak jarang termasuk ikatan keluarga sekalipun," ujar Reza.

Konotasi geng, dikatakan dia, sudah terlanjur buruk, namun jika memakai istilah yang netral seperti, click alias kelompok teman sebaya, itu merupakan kodrat psikososial mereka. Kelompok pertemanan sebaya merupakan tugas perkembangan psikososial anak, maka justru anak perlu didorong untuk berkelompok.

Untuk itu, pada dasarnya, kemampuan anak untuk memasukkan diri dalam sebuah situasi sosial berupa click alias kelompok teman sebaya, mengindikasikan derajat kematangan anak.

"Coba kita bayangkan pada usia pubertas, usia sekolah SMP, anak gagal untuk membangun atau tidak punya kelompok teman sebaya, maka kita risau apakah anak kita terisolasi. apakah terisolasinya dikarenakan diri dia sendiri, atau karena faktor orang lain. Apapun itu yang jelas kodratnya mereka harus punya geng, geng dalam artian netral ya," papar Reza saat dihubungi, Rabu (19/7) siang.

Keberadaan geng dapat membantu anak satu sama lain untuk memahami dunia secara lebih utuh. Orangtua harus mendukung dan memberikan pembelajaran tentang bagaimana membangun kematangan sosial lewat pertemanan, termasuk pertemanan inti.

Bentuk kohesifitas click kelompok pertemanan sebaya sebagai cara anak memahami dunia, memang sangat tergantung satu sama lain. Jika cara pandang terhadap geng itu keliru dan tidak ada semacam panutan, atau pihak yang bisa memberikan koreksi terhadap mereka, memang kemudian geng dapat terjerumus sebagai suatu pertemanan yang kontraproduktif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement