Jumat 14 Jul 2017 09:38 WIB

Lima Strategi Dasar Membesarkan Anak

Rep: DWINA AGUSTIN/ Red: Indira Rezkisari
Ilustrasi Keluarga Bahagia
Foto: Foto : MgRol_93
Ilustrasi Keluarga Bahagia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hampir dalam setiap generasi selalu saja ada keluhan jika anak-anak lebih kurang berempati dan berperilaku baik dari generasi sebelumnya. Padahal kondisi tersebut dipengaruhi cara orangtua membesarkan anak.

"Mereka membutuhkan orang dewasa yang akan membantu mereka menjadi peduli, hormat, dan bertanggung jawab atas komunitas mereka di setiap tahap masa kecil mereka," ujar Psikolog Harvard Richard Weissbourd.

Sebuah studi tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Weissbourd dan Making Caring Common menemukan 80 persen anak muda mengatakan orangtua mereka lebih memperhatikan pencapaian atau kebahagiaan mereka daripada sikap mereka terhadap orang lain. Untuk mengatasi hal tersebut, tim peneliti tersebut mencoba merumuskan lima strategi untuk membesarkan anak, dikutip dari Indy100.

Empati Jadi Prioritas

Anak-anak perlu belajar merawat orang lain dengan contoh langsung orangtua. Bagian tersebut akan menanamkan anak untuk mencapai etis yang tinggi bahkan jika merawat orang lain tidak membuat mereka bahagia. Mereka perlu belajar menyeimbangkan kebutuhan mereka dengan kebutuhan orang lain.

Sediakan Ruang untuk Peduli

Anak-anak tidak menjadi berempati tanpa kesempatan untuk menunjukkan sifatnya. Mereka harus diberi ruang untuk melatih rasa peduli sela berhari-hari, berminggu-minggu, bahkan bertahun-tahun.

Cara sederhana bisa dilakukan, seperti membantu teman dengan pekerjaan rumah, membantu membersihkan rumah atau memiliki tugas sehari-hari. Empati adalah keterampilan alam kedua yang membutuhkan waktu untuk berkembang, sehingga orangtua perlu membantunya.

Perbanyak Nama yang Disukai

Anak-anak secara naluri akan peduli kepada keluarga dan teman terdekat. Untuk itu penting orang tua memperluas daftar orang-orang yang perlu diberikan empati oleh anak.

Orangtua dapat membantu memperluas perhatian anak-anak Anda terhadap orang lain. Caranya cukup dengan mendorong mereka untuk mendengarkan dan mempertimbangkan sudut pandang orang lain selain tujuan mereka sendiri. Misalnya, seorang anak mungkin berpikir dua kali untuk membuang sampah sembarangan jika mereka membayangkan pembersih yang harus mengumpulkannya padahal itu ulah mereka.

Jadi Panutan

Jika orangtua membicarakan sesuatu yang tidak dipraktikan maka anak akan mempertanyakan topik tersebut. Menerapkan peraturan untuk ditaati bukan hanya untuk anak saja, namun pada diri sendiri.

Seimbangkan Emosi

Sering kali kemampuan seseorang untuk peduli terhadap orang lain diliputi oleh emosi utama dan destruktif, seperti kemarahan atau rasa malu. Ketika anak telah melakukan kesalahan dan malu untuk hal itu, orangtua mesti bisa mengarahkan itu menjadi bentuk keadilan dan kesejahteraan orang lain ketika dalam kondisi yang sama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement