REPUBLIKA.CO.ID, Pada saat-saat tertentu, terkadang sebagian orang merasa lapar sepanjang waktu. Meski sudah mengasup makanan harian dengan porsi yang cukup, beberapa jam kemudian perut mendadak kembali keroncongan minta diisi.
Aner Tal, peneliti di Laboratorium Makanan Universitas Cornell, New York, AS, mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Beberapa di antaranya termasuk kebiasaan diet, faktor lingkungan, kurang tidur, stres, menonton televisi, perubahan hormon, hingga alat makan yang salah.
"Rasa lapar bukan sekadar rasa ingin mengasup makanan untuk memenuhi kebutuhan fisik. Ada banyak faktor psikologis, biologis, dan lingkungan yang memengaruhinya," ujar Tal.
Ia mencontohkan, apabila seseorang terbiasa makan pukul dua siang, lapar akan datang lagi pada jam yang sama meski tubuh sebenarnya tidak butuh makanan pada waktu tersebut. Karenanya, kebiasaan makan dalam pola acak perlahan tapi pasti akan membuat tubuh merasa lapar sepanjang waktu.
Pakar endokrinologi Belinda Lennerz dari Sekolah Medis Harvard menyampaikan, pilihan makanan sehari-hari turut memberi dampak yang cukup besar. Menurut Lennerz, makanan tinggi karbohidrat terproses seperti roti putih, produk kentang, minuman tinggi gula, sereal, biskuit, dan keripik berpotensi membingungkan sistem kendali lapar alami dalam tubuh.
Ia menyarankan konsumsi makanan tinggi lemak, protein, dan serat yang dicerna perlahan sehingga rasa kenyang bertahan lebih lama. Berbagai studi juga menunjukkan bahwa meditasi, jalan cepat, olahraga, dan menyimpan makanan di luar jangkauan bisa membantu mengurangi hasrat lapar yang terus-menerus datang.
"Semua orang juga perlu mengingat bahwa peran mendasar dari rasa lapar adalah untuk mendorong kita mencari dan mengonsumsi makanan, menjaga agar jumlah energi yang tersedia dalam tubuh tetap stabil," kata Lennerz, dilansir dari laman Time.