REPUBLIKA.CO.ID, Seni memberi tip atau uang persenan di rumah makan atau tempat jasa lain kerap menjadi hal rumit bagi konsumen. Kapan harus dilakukan, kapan sebaiknya tidak dilakukan, berapa banyak jumlah uang yang harus diberikan, adalah pertanyaan yang umum dipersoalkan.
Persoalan ini terutama mengemuka ketika seseorang berlibur ke luar negeri, karena ada peraturan tidak tertulis uang berbeda di tiap negara. Menjawab kebingungan tersebut, Good Housekeeping Institute merilis sebuah infografik untuk membantu pelancong.
Menurut info tersebut, tip adalah hal biasa di kebanyakan negara Barat namun pada belahan dunia lain, ada risiko menyinggung staf jika Anda meninggalkan uang di meja makan. Salah satunya, tip tidak terlalu diharapkan di banyak negara Asia Tenggara meski tetap akan dihargai.
Amerika Serikat ada di peringkat puncak pada jumlah tip restoran dengan tip yang diharapkan berkisar antara 15 sampai 25 persen dari jumlah tagihan yang dibayar pelanggan. Sedangkan di Spanyol, Portugal, Afrika Selatan, Australia, dan New Zealand, jumlah tip untuk staf rumah makan cukup 10 sampai 15 persen saja.
Sementara di Prancis, persenan untuk tip seringkali sudah disertakan dalam total biaya makan, meski banyak pelanggan masih menambahkan 10 persen lagi demi sopan santun. Namun di Jepang dan Cina, memberi tip di restoran dan taksi tidak disukai dan lebih baik dihindari.
Sara Benwell, editor Good Housekeeping mengatakan, sangat penting meninjau kebiasaan memberi tip di negara tujuan sebelum berlibur sebagai antisipasi tambahan anggaran. Meski jumlahnya relatif sedikit, uang tip yang terus-menerus dikeluarkan bisa menyebabkan pembengkakan dana liburan.
"Anda bisa menemukan diri Anda harus membayar banyak uang untuk biaya tidak terduga. Apalagi pada negara yang nilai tukarnya tinggi, bisa membuat liburan Anda jauh lebih mahal daripada yang seharusnya," kata Benwell, dilansir dari laman Independent.