Kamis 22 Jun 2017 22:01 WIB

Jajan Story, Tawarkan Kue Tradisional Premium

Rep: DESY SUSILAWATY/ Red: Indira Rezkisari
Kue tradisional dari Jajan Story.
Foto: Republika/Desy Susilawati
Kue tradisional dari Jajan Story.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ingin mengonsumsi makanan tradisional sehat? Mau beli di pasar takut akan bahan-bahan yang digunakan? Takut menggunakan bahan pengawet, pewarna dan pemanis buatan? Jangan khawatir, kini ada Jajan Story, media atau tempat di mana jajanan asli Indonesia akan 'dibangkitkan' kembali dengan cara yang modern, sistematis, dan mengandung nilai-nilai di dalamnya.

Pendiri Jajan Story, Wulandari mengatakan Jajan Story ini menjual aneka kue tradisional yang dijamin sehat. Mitra Jajan Story, menurutnya adalah mereka yang terpilih setelah melalui tahap kurasi dengan mempertimbangkan segala aspek seperti kebersihan dan penggunaan bahan dasar. “Kami menjamin bahwa Jajan Story 100 persen tanpa bahan pengawet, pewarna dan pemanis buatan,” ujarnya dalam acara peluncuran Jajan Story di Jakarta belum lama ini.

Kategori kue tradisional yang dijual sama dengan kue tradisional pada umumnya. Misalnya ada kue bugis, awug-awug, kue timpan, kue lumping, kue lumpur, kue getuk, kue pie susu, kue bongko mento, lemper, kue sus, pastel pusing dan lainnya. Yang berbeda dari Jajan Story, mereka mencoba membuat modifikasi, misalnya kue lumpur yang biasa dari kentang, akan bikin beberapa varian rasa. “Saya enggak mau bikin rasa matcha atau bule-bule yang ke Jepang-jepangan gitu, saya enggak mau, saya benar-benar mau rasa talas, ubi jalar, yang kaya gitu yang saya mau pakai,” ujarnya.

Yang jelas ada tiga poin yang mereka utamakan, pertama mereka memastikan kue-kue yang yang dijual adalah kue yang sehat. Proses kurasi yang memang mereka jaga. Kedua nilai kita menghargai budaya bangsa. Yang ketiga manfaat Jajan Story buat para mitra. 'Bukan hanya mitra sebagai pembuat, pada saat kue dimakan sama anak-anak, kalau kita bisa memastikan kue ini sehat kan sesuatu yang Alhamdulillah,” tambahnya.

Dari ratusan mitra yang tergabung, Wulandari mengaku cara bertemunya berbeda-beda. Ada beberapa rekomendasi teman, tetangga dan lainnya. Bukan berarti pembuat kue itu langsung jadi mitra mereka, tapi mereka memiliki tiga klasifikasi. “Oke jadi mitra kita, sudah enak, sudah layak kita bantu jual, masuk klasifikasi. Kalau belum tugas kita Jajan Story memberi pendampingan ke mereka, meningkatkan kualitas. Dikasih tahu ibu jangan pakai pengawet, jangan pakai pewarna, rasanya kurang ini, kurang itu, itu bukan hanya dari kita, kita juga minta masukan lewat klien,” ujarnya.

Untuk membeli kue tradisional di Jajan Story, bisa pesan lewat website, telepon selular dan telepon kantor. Ke depannya aka nada aplikasi khusus untuk memesan kue-kue Jajan Story. “Belum ada promosi berlebihan, sosial media kita belum terlalu heboh. Alhamdulillah orang sekali pesan itu repeat order, itu yang membahagiakan,” ujarnya.

Selain itu, Wulandari juga berencana membuka toko offline di mal-mal menengah ke atas. Ini bertujuan untuk mengimbangi kue-kue luar yang sedang booming. “Kalau segmennya middle lower sudah banyak yang menjual kue jajan tradisional, tapi yang middle upper itu masih jarang,” ujarnya.

Untuk kisaran harga, kue di sini dibanderol sekitar 4.500 atau Rp 5.000-an. Bisa membeli paketan, minimal 30 boks. Harga satu boks bervariasi, tapi dimulai dari Rp 12.500 untuk tiga kue. Selama ramadhan free delivery, ke depannya akan ada divisi khusus pengiriman. Kue-kue ini cocok untuk arisan, selametan dan acara lainnya. Untuk memesannya paling tidak dua hari sebelum acara.

Selain produk yang berkualitas, mereka juga mengangkat cerita sang mitra seperti perjalanan mereka dalam membuat kue-kue tradisional yang akan lebih meningkatkan kualitas produk jajanan mereka. Sehingga mereka berani menyebut produk Jajan Story sebagai The Finest Indonesian Snack.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement