REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ketika bayi memasuki usia di atas delapan bulan, ia sudah pantas mendapatkan Makanan Pendamping ASI (MPASI). Biasanya sejenis makanan olahan dari buah atau sayuran sering diberikan ibu sebagai MPASI.
Namun tak jarang camilan sehat siap makan juga menjadi pilihan. Masalahnya, ragam jenis camilan MPASI terkadang membuat orang tua bingung memilih yang terbaik.
Pada dasarnya makanan sejenis camilan pasti digenggam bayi. "Itu sebabnya besar camilan tidak boleh lebih kecil dari genggaman bayi," ujar dr. Margareta Komalasari SpA, di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Makanan tidak boleh berukuran lebih kecil dari genggaman karena bayi mudah memasukkan benda yang dipegang ke dalam mulut. Apabila ukuran camilan lebih kecil dari genggaman maka harus cepat lumer di mulut. Bila tidak, bayi bisa tersedak.
Kemudian camilan harus mengandung gizi lengkap. Bayi di atas enam bulan hanya mendapatkan asupan makanan dari ASI dan MPASI. Bila gizinya tidak terpenuhi dengan baik maka akan menggangu tumbuh kembang buah hati.
Meski bersifat camilan, makanan tersebut harus mengandung gizi seimbang. Camilan hendaknya memiliki kandungan makro nutrient sejenis karbohidrat dan protein, serta mikro nutrient seperti zat besi dan vitamin.
Orangtua juga harus mengikuti kode makanan yang ditulis pada kemasan. Misalnya, jangan memberikan camilan atau snack pada bayi apabila makanan tersebut ditujukan di atas usia anak.
"Jangan berikan camilan untuk anak berusia dua tahun ke atas untuk bayi, risikonya bisa tersedak," lanjut Margareta. Orangtua juga harus ingat, camilan hanya sebatas makanan pendamping. Jangan pernah membuat snack sebagai makanan utama. Usahakan camilan diberikan pada jam tertentu dan jangan terlampau sering.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
