REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon diresmikan hari ini, Sabtu (10/6). Museum yang dilengkapi dengan teknologi modern itu menyimpan berbagai peninggalan sejarah kesultanan Cirebon.
"Museum Pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon ini adalah museum pertama keraton yang modern di Indonesia," kata Sultan Sepuh XIV Keraton Kasepuhan Cirebon, PRA Arief Natadiningrat.
Sultan Sepuh menjelaskan, museum tersebut mampu menghadirkan kembali pusaka era akhir Kerajaan Pajajaran, masa Sunan Gunung Jati Cirebon, dan masa Fatahilah mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Selain itu, museum juga menyimpan berbagai peninggalan Putri Ong Tin Nio dari Cina, peninggalan era Panembahan Ratu Cirebon, dan era sultan-sultan Kasepuhan Cirebon.
Sultan Sepuh menambahkan, museum yang luasnya sekitar 1.000 meter persegi itu dilengkapi dengan fasilitas teknologi modern. Seperti audio visual, 55 lemari dengan ligting dan satu ruang khusus dengan pintu besi dan atap jaring besi dengan lemari kaca yang menggunakan kata kunci (password).
Sultan Sepuh pun memastikan museum itu sangat nyaman bagi para wisatawan, khususnya generasi muda. Museum dilengkapi dengan pendingin ruangan, kafetaria, ruang cinderamata dan kamera CCTV.
"Selama ini generasi muda senangnya datang ke mall. Tapi dengan datang ke museum ini, mereka juga akan merasakan nyaman dan sejuk seperti di mall," tegas Sultan Sepuh.
Tak hanya itu, museum yang terletak di sebelah Museum Kereta Singa Barong di kompleks Keraton Kasepuhan juga dilengkapi fasilitas ruang khusus peninggalan pusaka-pusaka di era Sunan Gunung Jati. Ruang khusus tersebut dibuka hanya seminggu sekali, yaitu setiap Jumat. Sedangkan Museum Pusaka dibuka untuk umum setiap hari mulai pukul 09.00 sampai 17.00 WIB.
"Museum ini dipersembahkan untuk bangsa dan negara. Kita ada karena leluhur kita ada. Rawatlah peninggalan pusakanya, teladani gemilang sejarahnya," tandas Sultan Sepuh.