Senin 22 May 2017 18:09 WIB

Wisata Menarik di Gucialit, Tur Pabrik Teh Kertowono

Wisatawan di tengah kebun teh dengan latar Gunung Lemongan, Argopuro dan Raung
Foto:

Setelah memetik, wisatawan akan diajak ke pabrik ke tempat penerimaan pucuk. Dari sana pucuk yang telah diterima langsung dibawa ke alat pelayuan. Daun teh segar dilayukan dengan dua cara, bergantung pada cuaca.

"Kalau tidak hujan kita pakai sinar matahari langsung. Tapi kalau musim penghujan kita pakai blower pemanas. Berasal dari tungku kayu yang udara panasnya kita salurkan melalui pipa," kata dia.

Nantinya pucuk yang sudah melalui proses pelayuan akan dibawa ke alat penggilingan untuk selanjutnya masuk ke tahapan paling penting yang akan berpengaruh ke pembentukan rasa dan warna, oksidasi enzimatis.

Selanjutnya, setelah semua proses dilakukan, baru masuk dalam tahap sortasi. Dari sini akan terlihat standar pemetikan mengikuti SOP yang diterapkan atau tidak.

"Setelah itu barulah tahapan yang menyenangkan, yakni cup taste tiap per 20 menit. Cup taste ini untuk mengetahui teh terkontaminasi atau tidak. Artinya saat dipetik ada tercampur dengan daun lain atau tidak," kata dia.

"Atau selama proses apakah ada wewangian yang ikut tercampur. Karena teh sangat sensitif dengan wangi parfum misalnya," kata dia.

Total waktu yang akan dijalani peserta tur hingga ke tahap akhir pengemasan adalah sekitar 8 jam.

Secara keseluruhan, Rudy mengatakan, keterbukaan yang dilakukan PTPN XII kali ini diharapkan dapat memberi efek terhadap masyarakat.

"Dengan adanya wisata disini dampaknya juga akan ke masyarakat. Mereka bisa menjadi guide, menyewakan jeep. Dan bagi wisatawan mereka jadi tahu teh yang benar seperti apa dan bagaimana menikmatinya," ujar Rudy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement