REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG, JAWA TIMUR -- Dengan luas lahan yang mencapai 2267,97 hektare, perkebunan Teh Kertowono PTPN XII yang menjadi lokasi kawasan Wisata Gucialit di Desa Kertowono, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang tidak hanya menawarkan panorama dari Pondok Inspirasi. Namun lebih dari itu, lahan yang ada juga dapat dinikmati para pecinta petualangan.
Diantaranya adalah rute untuk motocross dan offroad mobil 4x4, juga bersepeda menuruni bukit dengan trek yang menantang (downhill).
"Kita juga ada camping ground yang luas, serta ada air terjun. Tapi karena tergantung debit air, jadi dalam 1 tahun hanya 6 bulan. Sekitar Januari sampai Juli," ujar Rudy, bagian Tata Usaha dari PTPN XII menjelaskan.
Namun yang paling utama ditawarkan dari lokasi ini adalah melihat langsung bagaimana proses produksi teh. Mulai dari pemetikan hingga pengemasan dan tentunya mencicipi langsung teh yang begitu segar.
Rudy menjelaskan, "menjual" konsep wisata di perkebunan Kertowono tidak lepas dari potensi besar yang dimiliki perkebunan. Ia mengatakan, awalnya perkebunan ditanami komoditas kopi dan kina. Namun setelah era pemerintahan yang silih berganti, akhirnya pada tahun 1910 ditetapkan lahan di Kertowono untuk ditanami tanaman teh.
"Jenis teh yang jadi unggulan disini adalah teh hitam. Hingga kini hasil teh di Kertowono telah diekspor ke beberapa negara Asia dan Eropa. Seperti Inggris dan Swiss juga negara-negara Timur Tengah," kata dia.
Di Jawa Timur terdapat dua pabrik pengolahan teh lainnya yakni di Malang dan Blitar. Dibanding dua pabrik pengolahan teh itu, teh dari Kertowono secara aroma memang masih kalah.