REPUBLIKA.CO.ID, Banyak mitos yang mengatakan bahwa dengan menikah, keuangan akan jadi berlimpah. Tetapi, walaupun begitu, masih banyak para pria ataupun wanita yang masih lajang, ragu untuk mengambil langkah tersebut.
Mereka takut dengan pengeluaran yang akan dibelanjakan pada saat menikah, apalagi ketika mereka memiliki anak. Tanpa mereka sadari, sebenarnya pernikahan dapat mendatangkan berbagai keuntungan finansial. Berikut adalah beberapa keuntungan yang dapat diperoleh jika mengakhiri status lajang.
Dapat saling belajar
Sebelum menikah, Anda hanya memikirkan diri sendiri. Tetapi dengan menikah, Anda akan hidup dengan pasangan. Selain kebiasaan hidup yang berubah dan harus disesuaikan dengan pasangan, Anda pun akan memiliki keuangan bersama. Tentunya Anda tidak dapat mempertahankan kebiasaan buruk karena bertanggung jawab terhadap pasangan.
Mungkin Anda termasuk seseorang yang mudah tergiur untuk berbelanja, atau sebaliknya. Dengan menikah, kebiasaan ini dapat berkurang apalagi jika pasangan adalah seseorang yang hemat. Anda dapat belajar dan terbiasa dengan kebiasaan keuangan yang positif dari pasangan. Selain itu, Anda pun akan mempunyai motivasi lebih untuk mendapatkan kondisi finansial yang lebih baik.
Dapat membagi biaya hidup
Ketika masih hidup sendiri, Anda harus membayar biaya tempat tinggal, biaya air dan listrik serta biaya konsumsi sendiri. Biaya tempat tinggal ini juga tidak stagnan dan hampir meningkat setiap periodenya. Ketika telah menikah, Anda dapat membagi biaya hidup tersebut berdua.
Anda dan pasangan dapat saling membantu mengumpulkan dana untuk membayar biaya hidup sehari-hari. Dengan begitu, hidup pun akan terasa lebih ringan walaupun telah menikah.
Pendapatan meningkat
Penelitian yang dilakukan oleh Virginia Commonwealth University menunjukkan bahwa pendapatan pria yang telah menikah akan meningkat sebanyak 22 persen secara rata-rata dibandingkan dengan sebelum mereka berkeluarga. Peningkatan ini didapatkan dari fasilitas yang meningkat dari perusahaan, misalnya tunjangan kesehatan yang berubah dari diri sendiri menjadi berpasangan, lalu tunjangan untuk cicilan KPR dan sebagainya.
Selain itu, menurut survei di Amerika, pria yang telah menikah akan mendapatkan kenaikan pangkat lebih cepat dibandingkan kolega kerja yang lebih lajang. Alasannya, atasan akan lebih prihatin dengan status mereka yang telah berkeluarga. Di luar peningkatan pendapatan pribadi, pendapatan bersama (pendapatan antara Anda dan pasangan yang digabungkan) atau yang biasa dikenal dengan nama “joint income” juga akan meningkat.
Pengajuan KPR lebih mudah
Memiliki rumah sendiri ternyata lebih mudah ketika telah menikah. Pihak bank tidak sembarangan memberikan kredit, mereka akan memberikan kredit pada calon debitur yang mereka rasa cukup berpotensial. Mereka mempertimbangkan hal ini melalui informasi mengenai pendapatan, pekerjaan serta harga tempat tinggal yang akan dikreditkan.
Idealnya, cicilan KPR tidak melebihi 30 persen dari penghasilan yang ada. Pada saat menikah, pendapatan yang diterima adalah “joint income”, berarti pendapatan akan lebih tinggi dibandingkan pada saat masih single. Dengan begitu, kemungkinan pihak bank untuk menyetujui permohonan KPR akan lebih tinggi.
Selalu ada pasangan yang siap membantu
Dengan menikah, Anda akan lebih tenang ketika menghadapi masalah keuangan, misalnya tiba-tiba terkena PHK, membutuhkan dana sewaktu-waktu entah untuk biaya kesehatan atau biaya rumah sakit. Pasangan juga dapat membantu mengatur keuangan, apalagi jika Anda termasuk orang yang kurang pandai mengatur keuangan.
Selain membantu keuangan, dengan menikah Anda pun memiliki seseorang untuk berbagi tanggung jawab. Misalkan jika sedang sibuk menyelesaikan pekerjaan, pasangan dapat memasak dan mempersiapkan makanan atau sebaliknya. Dengan ini, Anda akan mempunyai waktu untuk lebih efektif meningkatkan produktivitas.
Jangan sampai salah memilih
Memang menikah dapat memberikan berbagai keuntungan dibandingkan saat masih lajang. Tetapi secara emosional dan finansial, akan lebih baik jika Anda tetap lajang dibandingkan menikah dengan orang yang salah atau tidak berbagi nilai dan target yang sama. Pilihlah pasangan yang mengerti dan setuju dengan tujuan finansial Anda.
Artikel ini merupakan kerjasama antara Republika.co.id dengan Cermati.com, portal pembanding produk keuangan Indonesia