REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berat badan kurang merupakan salah satu bentuk malnutrisi pada anak yang jarang disadari orangtua. Padahal, berat badan kurang dapat mempengaruhi kesehatan anak bahkan meningkatkan risiko kematian.
"Kapan dikatakan kurang? kalau (berat badan anak) di bawah -2 (berdasarkan grafik pertumbuhan WHO)," jelas spesialis konsultan tumbuh kembang-pediatri sosial Dr dr Ahmad Suryawan SpA(K) saat ditemui dalam diskusi media Waspada Berat Badan Kurang demi Masa Depan si Kecil bersama Nutricia Sarihusada di D.LAB by SMDV, Jakarta.
Berdasarkan data dari WHO pada 2004 lalu, anak dengan berat badan kurang menghadapi risiko kematian lebih besar akibat beberapa penyakit. Penyakit-penyakit tersebut di antaranya ialah diare, radang paru, malaria dan campak.
Risiko kematian akibat diare pada anak dengan berat badan kurang mencapai lima kali lebih besar dibandingkan anak dengan berat badan tidak kurang. Sedangkan risiko kematian akibat radang paru pada anak dengan berat badan kurang ialah empat kali lebih besar.
Seperti radang paru, risiko kematian akibat malaria pada anak dengan berat badan kurang juga empat kali lebih besar. Risiko kematian akibat campak pada anak dengan berat badan kurang ialah tiga kali lebih besar.
"Secara keseluruhan, risiko kematian akibat semua macam penyebab empat kali lebih besar dibanding anak dengan berat badan yang tidak kurang," ujar dokter yang akrab disapa Wawan ini.
Tak hanya kesehatan, berat badan kurang pada anak juga dapat mempengaruhi kualitas hidup anak di masa mendatang. Alasannya, berat badan kurang dapat menyebabkan aktivitas fisik anak menurun, gangguan perilaku emosi, performa sekolah dan prestasi akademik menurun serta kecerdasan rendah.
"Pada beberapa survei, riset, beda poin IQ antara anak dengan berat badan kurang dan normal lebar sekali, 7-31 poin," jelas Suryawan.
Oleh karena itu, orangtua disarankan untuk terus memantau berat badan, panjang/tinggi badan serta lingkar kepala anak secara berkala khususnya di 1.000 hari pertama kehidupan anak. Dari pemantauan berkala ini orangtua dapat mengetahui status gizi serta tren tumbuh-kembang anak. Pemantauan juga bisa dilakukan dengan mudah oleh orangtua melalui laman cekberatanak.id.