Saat perjalanan kembali, pesona Kertowono seakan tak akan habis. Aktivitas para pemetik teh akan menjadi suguhan selanjutnya. Bagaimana mereka dengan lihai memilih pucuk-pucuk teh hitam Kertowono yang begitu terkenal hingga ke daratan eropa.
Ibu Tuni salah satunya. Wanita kelahiran 1976 ini telah 10 tahun menjadi pemetik teh di Kertowono. "Saya kerja dari jam 6 sampai jam 12 siang. Dalam satu kelompok saya ada 15 orang," ujar Tuni.
Baginya, menjadi seorang pemetik teh bukan sekadar pekerjaan. Lebih dari itu, memetik teh sudah menjadi bagian kehidupan ia dan warga Kertosono.
Advertisement