REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf), Triawan Munaf, menyambut baik adanya usulan pembentukan road map atau peta untuk membangun dan mengembangkan industri perfilman Indonesia. Pembentukan road map ini pun harus melibatkan semua pemangku kepentingan (stakeholders) di industri perfilman Indonesia.

Hal ini disampaikan Triawan usai menghadiri Diskusi Film Forum bertajuk Sinema Nasional: Kebijakan Pemerintah dan Investasi Budaya dalam rangkaian acara peringatan HFN di Studio Perum Produksi Film Negara (PFN), Jakarta Timur, Kamis (30/3). Menurutnya, dengan adanya road map tersebut, maka ada target yang hendak dicapai oleh para pelaku di industri perfilman Indonesia.

Tidak hanya itu, dalam road map itu juga akan diatur soal pembagian tugas dan kewenangan dari masing-masing pihak terkait. ''Biasanya kalau road map itu kan ada step-stepnya, ada batasan waktunya, sampai kapan target itu dicapai. Nah di setiap batasan-batasan waktu itu, setiap ada masalah ada yang pegang. Mialnya, Bekraf pegang apa, Kemendikbud pegang apa, asosiasi pegang apa,'' kata Triawan.

Triawan mengakui, sebenarnya pembicaraan dan komunikasi antara berbagai pihak, termasuk dari Kemendikbud dan PFN. Meskipun baru pembicaraan awal, tapi semua pihak, kata Triawan, menyambut ide pembentukan road map tersebut. ''Jadi pemetaan. Ada road map yang ingin kami capai. Kami sudah berbicara beberapa kali soal itu. Semua ikut, PFN, Kemendikbud, semuanya enak dan guyub,'' ujar Triawan.

Triawan pun memberi contoh, road map yang sudah berjalan, yaitu road map untuk e-commerce. Meskipun saat ini belum ada Perpres tentang road map e-commerce tersebut, tapi sudah ada target nilai transaksi yang mencapai sekitar 125 miliar dolar AS hingga 2020 mendatang.

''Dan untuk meraih itu, kan ada hal-hal yang diperbaiki seperti logistik, pendidikan, dan hal-hal lain. Nah, ini (road map) nanti di perfilman juga kami akan bikin itu,'' tutur ayah dari penyanyi Sherina Munaf tersebut.

Ikuti Whatsapp Channel Republika