REPUBLIKA.CO.ID, Sesame Street kerap bereksperimen dengan cara-cara baru mengajarkan anak mengenai isu sosial. Kini mereka mengambil tantangan baru dengan mengangkat permasalahan autisme. Program televisi anak tersebut memperkenalkan satu tokoh baru, sebuah boneka bernama Julia yang menderita autisme.
Diagnosis autisme terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, satu dari 68 anak di Amerika Serikat menderita autisme.
"Pertanyaan besar yang muncul di awal adalah, 'Bagaimana kami melakukannya? Bagaimana kita membahas tentang autisme?'" kata penulis Sesame Street, Christine Ferraro dikutip dari AFP.
"Ini sulit karena autisme bukan hanya menyangkut satu perkara, karena setiap orang yang menderita autisme berbeda-beda," ujarnya.
Episode tersebut memperkenalkan Julia yang ditampilkan dalam beberapa skenario umum yang mudah dipahami.
Ketika Big Bird diperkenalkan kepada Julia, dia mengabaikannya, dan ketika sekelompok anak-anak memutuskan bermain bersama-sama, Julia sangat bersemangat hingga dia mulai melompat kegirangan.
"Itulah tipikal anak-anak yang menderita autisme,” ujar Ferraro.
Namun, situasinya berubah menjadi permainan yang di dalamnya semua anak melompat mengelilingi Julia.
"Jadi itu adalah sebuah cara yang sangat mudah untuk menunjukkan bahwa dengan sedikit pengaturan, mereka bisa berkenalan dengannya dengan cara yang dia terima," kata Ferraro.
Untuk karakter lain, acara itu melakukan penelitian intensif, termasuk berkonsultasi dengan para pendidik dan psikolog anak guna memahami cara terbaik untuk menormalkan austisme bagi anak-anak non-autis.
"Penting bagi anak-anak tanpa autisme untuk melihat bagaimana rupa autisme itu," kata dalang Julia, Stacey Gordon.