REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kota Sukabumi menawarkan beragam kuliner yang menarik. Seperti kue mochi yang sudah terkenal sejak dulu sebagai salah satu oleh-oleh atau ciri khas dari Sukabumi.
Kini, selain mochi banyak kuliner khas lainnya asal Sukabumi yang bermunculan.Bahkan, geliat pertumbuhan ekonomi kreatif itu cukup pesat yang ditandai dengan munculnya warung makan unik dan kreatif di sejumlah titik.
Lokasi kuliner di Sukabumi tersebar di sejumlah lokasi mulai dari Jalan Siliwangi, Jalan Ir Djuanda (Dago), Jalan RE Martadinata, Jalan Suryakencana, dan Jalan Ahmad Yani. Jenis makanan yang ditawarkan cukup beragam mulai makanan ringan, kedai makanan, warung kopi, dan lain sebagainya. Kawasan Jalan Suryakencana contohnya, di sepanjang jalan tersebut kini banyak terdapat rumah makan baru.
Uniknya, mereka menawarkan beragam makanan yang unik dan dikemas secara kreatif. Tempat makan yang disusun pun menarik untuk menjadi tempat nongkrong bagi kalangan muda hingga tua. Contohnya bakso yang disajikan di dalam batok kelapa. Bakso tersebut saat ini cukup menyedot perhatian dari warga Sukabumi yang penasaran ingin menikmati makanan yang anti-mainstream tersebut. "Sudah berjualan bakso di dalam kelapa sejak dua bulan terakhir,’’ kata Candra Irawan (24 tahun), pemilik Café Bakso Mekar di Jalan Suryakencana, Kota Sukabumi.
Menurut dia, animo warga untuk membeli bakso di dalam batok kelapa ini cukup besar. Bahkan, kata dia, dalam hari-hari tertentu dalam sehari bisa habis terjual sebanyak 100 porsi bakso dalam batok kelapa. Puncaknya, pada malam tahun baru lalu bakso kelapanya laris manis dan dipadati pengunjung.
Candra mengatakan, ide menjual bakso di dalam batok kelapa ini awalnya untuk menyiasati persaingan dalam berjualan. Hal ini karena, jika berjualan bakso biasa maka sudah banyak pedagang lainnya yang lebih dahulu menjual dan terkenal di Sukabumi. Sehingga ia melakukan upaya inovasi dan kreasi agar baksonya lain daripada yang lain.‘’ Saya beberapa kali melakukan percobaan misalnya menggunakan buah lain seperti nanas,’’ ujar Candra.
Namun, penggunaan nanas memberikan rasa manis pada bakso. Sementara setelah menggunakan batok kelapa rasa baksonya menjadi lebih gurih. Untuk memasarkan produknya itu, ia memanfaatkan media sosial (medsos) seperti Instagram. Cara itu dinilai sangat efektif dalam mengenalkan produk kuliner kepada masyarakat.Candra menerangkan, dalam sebulan omzet penjualannya bisa mencapai sekitar Rp 50 juta.
Ke depan, ia pun akan mengembangkan inovasi lainnya yang kreatif agar bisa menarik warga maupun pengunjung yang datang ke Sukabumi. Sebelum berjualan bakso ungkap Candra ia sempat bekerja di sebuah bank dan pabrik sepatu. Namun, kini ia lebih mantap untuk berbisnis dan mengembangkan ekonomi kreatif di Sukabumi. Ia menuturkan memilih berjualan bakso karena termasuk makanan yang tidak membosankan dan disukai berbagai kalangan.
Salah seorang pengunjung asal Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi Panji Apriyanto (32 tahun) mengatakan, ia merasa penasaran untuk makan bakso di dalam batok kelapa. "Saya banyak mendengar orang membicarakan bakso kelapa dan ingin mencobanya,’’ ujarnya.