Kamis 12 Jan 2017 18:00 WIB

Sektor Wisata Jadi Sumber Devisa Terbesar 2020

Rep: Rizma Riyandi/ Red: Winda Destiana Putri
Seorang wisatawan tengah menikmati keindahan kehidupan bawah laut. Indonesia memang dikenal memiliki potensi wisata bahari yang tinggi (ilustrasi)
Foto: Antara
Seorang wisatawan tengah menikmati keindahan kehidupan bawah laut. Indonesia memang dikenal memiliki potensi wisata bahari yang tinggi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN – Potensi alam dan budaya yang dimiliki Indonesia menjadi aset bagi pengembangan pariwisata nasional. Karena itu sektor ini disebut-sebut akan menjadi sektor penyumbang terbesar bagi PDB, Devisa, dan Lapangan Kerja.

Bahkan enerimaan devisa dari pariwisata diproyeksikan akan melampaui penerimaan dari sektor-sektor unggulan seperti batu bara dan migas. "Tahun 2020, sektor pariwisata merupakan penyumbang devisa terbesar bagi Indonesia," ujar Asisten Deputi Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintah Kementerian Pariwisata, Tazbir, kemarin.

Adapun 10 destinasi wisata yang menjadi prioritas, yaitu Danau Toba di Sumatra Utara, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung di Banten, Borobudur di Jawa Tengah, Bromo Tengger di Semeru, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, Wakatobi di Sulawesi Tenggara, serta Pulau Morotai di Maluku Utara. Untuk mengembangkan potensi pariwisata tersebut, menurutnya, diperlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi serta media.

Selain itu pariwisata juga bisa menjadi instrumen untuk melestarikan alam dan budaya. Ia pun menekankan pentingnya prinsip geopariwisata. Dimana prinsip pengembangan pariwisata dilakukan berdasar prinsip–prinsip pelestarian dan pemanfaatan bagi masyarakat, khususnya masyarakat lokal (Community Based Tourism).

Pentingnya geopariwisata dalam pengembangan pariwisata nasional juga disampaikan oleh Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Dinas Pariwisata DIY, Aria Nugrahadi. Kegiatan wisata berbasis geopariwisata, menurutnya, bisa mempekuat karakter geografi suatu tempat. Di antaranya lingkungan, peninggalan, estetika, budaya, dan kesejahteraan penduduk.

"Kawasan Strategis Pariwisata Nasional mempunyai pengaruh penting dalam berbagai aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan," ujar Aria.

Untuk wilayah DIY sendiri, ia menjelaskan, terdapat lima Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Antara lain Kota Yogyakarta, Merapi-Merbabu, Karst Gunungkidul, Pantai Selatan, serta Prambanan-Kalasan. Kelimanya juga disinergikan dengan KSPN Borobudur yang berada di Jawa Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement