Selasa 10 Jan 2017 09:42 WIB

Ribuan Lentera Hiasi Festival Imlek Singapura

Selain lentera, area Chinatown Singapura juga dihiasi ayam raksasa menyambut Tahun Baru Cina 2017.
Foto: Strait Times
Selain lentera, area Chinatown Singapura juga dihiasi ayam raksasa menyambut Tahun Baru Cina 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Rangkaian acara festival Tahun Baru Cina alias Imlek telah berlangsung di Singapura, mulai 7 Januari sampai 25 Februari 2017. Salah satu yang paling ditunggu-tunggu adalah festival lampion Street Light-Up, yang bertempat di area Chinatown.

Tahun ini, pihak penyelenggara menampilkan 5.500 lentera dengan cahaya LED ramah lingkungan. Jumlah terbanyak selama penyelenggaraan festival itu dikerjakan oleh 40 perajin ahli, menggunakan 13 ribu bohlam lampu LED dan strip lampu LED sepanjang delapan kilometer.

Rancangannya merupakan kolaborasi 14 mahasiswa tingkat pertama dan kedua dari Universitas Teknologi dan Desain Singapura (SUTD). Butuh lima bulan untuk menyiapkan jajaran lentera yang kini menghiasi 600 meter jalan New Bridge ke Eu Tong Sen, serta 280 meter sepanjang South Bridge Road.

Berbagai bentuk unik yang dipamerkan termasuk lentera ayam jantan, ayam betina, anak ayam, telur ayam emas, bunga persik, dan pohon bunga persik. Satu yang jadi pusat perhatian adalah lentera ayam jantan raksasa setinggi 13 meter, terletak di persimpangan jalan Eu Tong Sen Street dan jalan Upper Cross.

Selama penyelenggaraan festival, pengunjung juga dapat menyimak beragam kegiatan budaya tradisional. Salah satunya adalah kompetisi barongsai internasional pada 14 dan 15 Januari yang diikuti 17 kelompok barongsai ternama dari 10 negara, memperebutkan gelar Raja Barongsai.

Sampai 27 Januari, masyarakat dapat mengunjungi bazaar dan karnaval untuk membeli atau melihat-lihat serba-serbi makanan, barang tradisional, hiasan dekoratif, bahkan kostum bertema Imlek. Penampilan para seniman lokal dan luar negeri pada Nightly Stage Shows turut memeriahkan festival yang diharapkan menyedot dua juta pengunjung selama penyelenggaraannya itu.

"Tahun ini kami menampilkan banyak hal baru dan menarik, termasuk memperluas keterlibatan kaum muda karena budaya ini merupakan tradisi yang harus diteruskan ke generasi berikutnya," ujar Lily Neo, anggota parlemen Kreta Ayer-Kim Seng selaku penyelenggara acara, dilansir dari Malay Mail Online.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement