REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Jika selama ini Purwakarta masih dikenal di sektor industri dan infrastruktur, namun kini salah satu kabupaten di Jawa Barat ini tengah mengedepankan pariwisata. Salah satunya dengan menghadirkan air mancur Taman Sri Baduga.
Bukan sekadar air mancur yang menampilkan pertunjukan dengan teknologi teranyar, air mancur yang terletak di dekat alun-alun Purwakarta ini digadang sebagai yang terbesar di Indonesia bahkan Asia Tenggara.
"Bagus, kalau nggak ke sini rugi. Kita populerkan saja ini air mancur Purwakarta. Datang dan nikmati, keren banget," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya usai menyaksikan perdana pertunjukan air mancur Taman Sri Baduga, Jumat (6/1) malam.
Pertunjukan air mancur Taman Sri Baduga berdurasi 20 menit. Terdiri dari dua bagian yang masing-masing menampilkan permainan air, baik di tengah maupun sekitaran danau. Selama pertunjukan penonton akan disuguhkan dengan permainan air yang memukau.
Ada yang membumbung tinggi juga meliuk-liuk mengikuti aluran irama musik, ditambah tembakan sinar laser yang memberi kesan futuristik.
Pertunjukan juga dipercantik dengan pencahayaan mengandalkan lima warna dominan. Yakni biru, merah, kuning, hijau dan ungu yang menggambarkan tentang keragaman suku, ras, agama dan budaya yang dibingkai dalam Bhineka Tunggal Ika dan falsafah Pancasila.
Membandingkan dengan pertunjukan air mancur yang menjadi daya tarik wisata di negara lain, Arief Yahya tidak menampik jika air mancur Sri Baduga masih berbeda level. Salah satunya dengan pertunjukan air mancur di Burj Khalifa, Dubai.
Namun Menpar mengatakan, air mancur Sri Baduga memiliki potensi untuk bisa lebih besar. Yakni dengan mengombinasikan pertunjukan air mancur dengan performing art. Jawa Barat, khususnya Purwakarta, dikatakan Menpar memiliki banyak talenta kreatif yang dapat menyajikan pentas seni memukau.
"Jadi saya usulkan ada gabungan teknologi dan performing art," kata Arief Yahya.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengatakan air mancur Sri Baduga akan melengkapi destinasi yang ada di Purwakarta, sekaligus menjadi ikon untuk menarik minat kunjungan wisatawan ke Purwakarta.
"Jika selama ini yang melintas di Purwakarta banyak truk dan kontainer, maka dengan penataan pariwisata kami berharap kunjungan wisatawan meningkat yang akan memberi dampak langsung dan berlipat bagi masyarakat," ujar Dedi Mulyadi.