REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari pertama Tahun 2017 dimanfaatkan sebagian warga di Ibu Kota dan sekitarnya untuk mengunjungi sejumlah tempat rekreasi. Salah satunya adalah Taman Margasatwa Ragunan.
Berdasarkan pantauan, puluhan ribu pengunjung tampak memadati tempat wisata yang berada di kawasan selatan Jakarta itu, Ahad (1/1) siang. Kebanyakan dari mereka datang ke sana menggunakan kendaraan roda dua.
Hingga pukul 13.00 WIB, ribuan sepeda motor masih terus mengantre masuk melalui pintu utara dan timur Taman Margasatwa Ragunan. Antrean kendaraan tersebut menyebabkan arus lalu lintas di sekitar kawasan wisata itu mengalami kemacetan parah. Para petugas yang berjaga di keempat pintu masuk kebun binatang itu pun tampak kewalahan melayani pengunjung yang terus berdatangan.
Kendati demikian, kondisi tersebut tidak dihiraukan lagi oleh para pengunjung yang ingin menikmati hari liburnya di Taman Margasatwa Ragunan. Teriknya panas matahari siang ini seakan tidak menyurutkan niat mereka untuk menyambangi tujuan wisata favorit di Ibu Kota tersebut. "Saya sudah mengantre sejak jam sepuluh (10.00 WIB), dan baru bisa masuk ke sini (Kebun Binatang Ragunan) setengah dua belas (11.30 WIB) tadi," tutur salah satu pengunjung dari Bekasi Timur Jawa Barat, Fajar (28 tahun).
Pengelola Taman Margasatwa Ragunan sendiri sejak 2016 lalu telah menerapkan sistem transaksi elektronik untuk penjualan karcis masuk tempat wisata itu. Lewat sistem tersebut, setiap pengunjung diharuskan membayar tiket masuk secara nontunai dengan menggunakan kartu Jakcard yang diterbitkan Bank DKI.
Pengunjung asal Jagakarsa Jakarta Selatan, Muslim (31), mengaku kebijakan tersebut cukup menyulitkannya. "Sekarang, kalau mau masuk (ke Kebun Binatang Ragunan) harus beli kartu (Jakcard) dulu seharga Rp 30 ribu. Itupun enggak bisa langsung dipakai kartunya. Karena, saya datangnya ramai-ramai bersama keluarga, jadi harus diisi ulang dulu kartunya agar saldonya mencukupi. Repot juga sih," katanya mengaku.
Mayoritas pengunjung datang ke Taman Margasatwa Ragunan bersama keluarga dan anak-anaknya. Mereka menggelar tikar di sejumlah sudut kebun binatang, sambil menyantap makanan yang dijajakan oleh para pedagang makanan di sana. Sampah-sampah kemasan makanan dan minuman dari pengunjung tampak bertebaran di beberapa jalan di dalam kompleks wisata itu.