Ahad 11 Dec 2016 17:30 WIB

Slalom Delman di Kendoeri Kampoeng Kemajoran

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Andi Nur Aminah
Anak-anak menikmati naik delman
Foto: Republika/Edi Yusuf
Anak-anak menikmati naik delman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Festival budaya bertajuk Kendoeri Kampoeng Kemajoran diharapkan mampu menjadi momentum kembangkitan budaya Betawi. Festival budaya yang digelar dua hari sejak 10 Desember ini di Kemayoran, Jakarta Pusat, memang menonjolkan beragam kebudayaan Betawi, mulai kuliner hingga kesenian asli Jakarta.

Inisiator Kendoeri Kampoeng Kemajoran Biem Benyamin mengatakan kegiatan ini merupakan bentuk kepeduliannya untuk tetap melestarikan budaya Betawi yang terancam punah. Dengan adanya festival ini masyarakat pun diajak lebih mengenal budaya Betawi. Salah satu keunggulan acara tersebut yakni perlombaan slalom delman. Para kusir, Biem mengatakan, ditantang untuk melakukan slalom dengan melewati sejumlah traffic cone layaknya di arena mobil.

Inovasi ini, kata Biem sebagai upaya menyesuaikan pelestarikan budaya betawi tanpa meninggalkan nilai sejarahnya. "Delman sendiri di masanya adalah moda transportasi kebanggaan warga Betawi. Tapi belakangan sudah mau punah. Makanya saya berinovasi dengan promosikan budaya Betawi dengan menggelar slalom delman agar lebih menarik," ujar Biem, Ahad (11/12).

Juara dari pertandingan slalom yang diikuti 25 delman ini akan mendapat hadiah sebesar Rp 3 juta sebagai apresiasi.

Slalom delman sendiri baru yang pertama kali digelar di Indonesia dan dunia. Lebih lanjut Biem menjelaskan, dipilihnya kawasan Kemayoran lantaran lokasi ini merupakan salah satu jantung dari kebudayaan Betawi.

"Musik gambang khas Betawi sendiri juga lahir di Kemayoran begitu pula almarhum Benyamin Sueb juga lahir di sini. Jadi kalau Jaksel punya Setu Babakan, di Jaktim punya Festival Condet di Jakpus juga punya namanya Kendoeri Kampoeng Kemajoran," ujar Biem.

Biem berharap pemerintah khususnya Pemprov DKI Jakarta lebih peduli terhadap pelestarian budaya Betawi. Hal ini sesuai dengan amanat UU pelestarian budaya Betawi yang sudah disahkan. "Masalah kebudayaan Betawi bukan hanya tanggung jawab senimannya saja, tapi yang lebih utama adalah peran dari Pemprov DKI," ujar Biem yang kini duduk di Komisi 1 DPR RI ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement