Selasa 15 Nov 2016 14:39 WIB

5 Cara Cegah Kekerasan Terhadap Anak

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Indira Rezkisari
Setop kekerasan terhadap anak.
Foto: Pixabay
Setop kekerasan terhadap anak.

REPUBLIKA.CO.ID, Akhir-akhir ini banyak bermunculan kasus pelecehan atau kekerasan terhadap anak. Kekerasan terhadap anak bahkan dilakukan sendiri oleh orang-rang dari lingkungan terdekat mulai dari keluarga, tetangga, hingga guru di sekolah.

Para orangtua harus memahami bahwa kekerasan terhadap anak bukanlah sesuatu yang selalu bisa terdeteksi dengan mata telanjang. Kebanyakan anak tidak berani mengungkapkan apa yang terjadi kepada mereka karena ketidakpahaman ataupun faktor ancaman dari si pelaku.

Untuk itu, penting bagi Anda para orangtua mengenali tanda-tanda yang berbeda dari kebiasaan dan tingkah laku anak. Berikut beberapa cara yang dapat membantu Anda untuk mencegah pelecehan ataupun kekerasan anak, dilansir dari Lifehack.

Bicara dari hati ke hati dengan anak

Pastikan kepada anak Anda bahwa mereka memiliki hak untuk merasa aman. Berikan pemahaman kepada mereka bahwa segala tindakan yang mengancam dan melecehkan itu perbuatan salah. Ketika anak-anak tahu bahwa mereka memiliki hak, mereka akan lebih cenderung untuk melaporkan jika terjadi sesuatu yang mengamcam rasa aman mereka.

Ikuti program-program yang mendukung pencegahan pelecehan terhadap anak

Selama ini, penanganan kasus pelecehan anak hanya dilakukan setelah adanya laporan. Aktif dalam program pencegahan akan membuat Anda lebih sensitif terhadap lingkungan sekitar. Melalui program pencegahan ini biasanya Anda juga akan lebih memahami tentang faktor-faktor penyebab terjadinya kasus pelecehan anak.

Pahami ruang lingkup pelecehan

Perlu Anda ketahui bahwa pelecehan tidak hanya meliputi kekerasan fisik dan seksual. Pelecehan juga terdiri dari kekerasan mental, penolakan, isolasi, dan penghinaan. Semakin baik pemahaman Anda soal ruang lingkup pelecehan, maka semakin peka Anda melihat pelecehan yang terjadi.

Pahami tanda-tandanya

Tanda-tanda yang muncul akibat kekerasan fisik akan mudah diketahui seperti adanya memar pada bagian tubuh anak. Bagi anak yang mengalami kekerasan mental, Anda harus jeli melihat perubahan tingkah laku anak seperti depresi, ketidakpercayaan diri, perilaku seksual yang tidak pantas, dan kurangnya kebersihan pribadi. Dalam bergaul, mereka yang mengalami kekerasan biasanya kesulitan untuk menjalin pertemanan baru.

Untuk itu, penting bagi orang tua mencatat setiap perubahan perilaku pada anak. Tidak hanya perubahan perilaku, perubahan fisik juga perlu diawasi.

Waspada jika anak takut pulang ke rumah

Jika anak Anda tidak ingin berlama-lama di rumah atau takut untuk pulang ke rumah, Anda harus waspada tentang pelecehan yang terjadi di lingkungan rumah. Jika anak-anak tampaknya takut untuk meninggalkan sekolah atau pergi ke mana pun dengan orang-orang tertentu, ini juga mungkin menjadi tanda bahwa mereka sedang disiksa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement