Ahad 06 Nov 2016 15:22 WIB

Gunung Slamet Jadi Tempat Favorit Turis dari 21 Negara

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nidia Zuraya
Gunung Slamet
Foto: Antara
Gunung Slamet

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA –- Minat wisatawan asing terhadap wisata khusus pendakian gunung Slamet, ternyata cukup tinggi. Kepala Bidang Pariwisata Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Prayitno, menyatakan sudah cukup banyak  wisatawan asing yang  pernah melakukan pendakian ke gunung yang memiliki ketinggian 3.428 m dpl tersebut.

''Menurut data kami, sejak Agustus hingga Oktober 2016 lalu, sudah ada ratusan orang wisatawan asing yang melakukan pendakian melalui jalur pendakian di Dusun Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga. Para pendaki asing tersebut, berasal dari 21 negara di dunia,'' jelasnya, Ahad (6/11)..

Para wisatawan tersebut, antara lain berkewarganegaraan Inggris, Rusia, Kolombia, Malaysia, Inggris, Singapura, Vietnam, Amerika Serikat, Kanada dan sejumlah negara lainnya. 

Menurut Prayitno, para wiswan yang melakukan pendakian ke Gunung Slamet, kebanyakan sebelumnya merupakan wisman yang telah berkunjung ke obyek wisata lain di Indonesia, seperti Bali, Lombok dan Candi Borobudur. ''Kebanyakan usianya memang masih muda-muda. Tapi ada juga yang sudah diatas usia 50-an tahun,'' jelasnya.

Para wisman ini, biasanya melakukan pendakian secara berkelompok dengan jumlah 3 hingga 5 orang. Namun beberapa waktu lalu, ada juga rombongan wisman asal Inggris yang berjumlah 12 orang. ''Dalam melakukan pendakian, para wisman kebanyakan memanfaatkan jasa warga Bambangan untuk menjadi pemandu pendakian,'' jelasnya. 

Menurut dia, dengan memanfaatkan para pemandu lokal, maka aktivitas pendakian wisatawan asing tiak hanya memberikan kontribusi pendapatan daerah melalui retribusi. Namun juga memberikan berkah bagi warga setempat, karena kadang mereka menggunakan tenaga lokal untuk kebutuhan lain seperti membawakan ransel.

Prayitno mengatakan, animo pendakian ke Gunung Slamet secara keseluruhan pada tahun 2016 ini, memang mengalami peningkatan luar biasa. Sejak Januari hingga 31 Oktober 2016 lalu, jumlah pendaki tercatat sudah mencapai 17 ribu orang. Padahal pada tahun 2015, jumlah pendaki tercatat hanya 6.971 orang. 

Dia mengungkapkan, restribusi yang dikenakan terhadap pendaki Gunung Slamet, juga terbilang paling murah jika dibanding dengan pendakian ke sejumlah gunung lain. Retribusi pendakian Gunung Slamet hanya ditetapkan Rp 5.000 per orang, dimana dari dana tersebut, sebesar Rp 4.000 masuk ke kas daerah Pemkab, dan Rp 1.000 untuk operasional SAR setempat.

''Dengan jumlah pendaki yang tercatat sepanjang Januari hingga Oktober 2016, dana retribusi yang masuk ke kas daerah sudah mencapai Rp 68 juta. Pendapatan ini sudah jauh melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp 50 juta,'' jelasnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement