Ahad 06 Nov 2016 13:48 WIB

Mengapa Menstimulasi 8 Kecerdasan Anak Penting?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Ada delapan macam kecerdasan anak, salah satunya number smart. Anak tipe ini akan menggemari pelajaran matematika dan menyukai ilmu yang berhubungan dengan logika.
Foto: nearpictures
Ada delapan macam kecerdasan anak, salah satunya number smart. Anak tipe ini akan menggemari pelajaran matematika dan menyukai ilmu yang berhubungan dengan logika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pada dasarnya anak memiliki delapan kecerdasan. Sayangnya kebanyakan tidak muncul dengan baik. Ini karena kurangnya stimulasi yang diberikan oleh orang tua. Hal ini diungkapkan oleh Parenting Educator, Andyda Meliala.

"Stimulasi adalah kunci untuk mengembangkan otak anak secara optimal. Orang tua perlu memberikan stimulasi yang tepat sejak dini. Untuk mencapai hasil terbaik, orang tua harus membiasakan untuk memberi stimulasi setiap hari melalui kegiatan yang menyenangkan dan kreatif,” ujarnya.

Sejak kapan stimulasi bisa diberikan? Menurutnya, sejak anak masih bayi sebenarnya sudah terlihat kepintaran atau kecerdasannya. Misalnya, sebelum satu tahun kita sudah bisa melihat anak bisa berguling-guling dengan cepat, lincah, itu berarti body smart-nya bagus.

Atau ada anak yang bicaranya cepat baru enam bulan sudah bisa mengatakan mama, papa, dada. Nah yang ini word smartnya sudah bagus dan bahasanya sudah mulai muncul. Andyda mengatakan kepintaran anak akan berubah terus tergantung stimulasinya.

Di sekolah anak belajar matematika, maka number smart-nya jalan dengan belajar di sekolah. "Jadi number smart bisa berkembang dengan baik. Kita sebagai orang tua perlu stimulasi semuanya, terutama self smart, ini perlu sekali,” ujarnya.

Self smart ini, lanjutnya, sangat sering belum disadari orang tua. Padahal self smart ini penting sekali. Ini adalah kemampuan untuk mengelola diri kita, kemampuan anak mengenali emosinya dan bisa mengeksplornya, lalu bisa mengelolanya.

Misalnya ketika anak sudah besar, dia bisa mengerjakan pekerjaan rumah tanpa disuruh. “Ini butuh pengendalian dulu, karena dia mungkin mau main game, ada distraction, tapi dia harus melakukan sesuatu. Dia harus menghindari distraction itu, pengendalian itu agar dia bisa mengerjakan yang harus dikerjakan, itu bagian dari self smart,” jelasnya.

Menurutnya, kemampuan self smart ini adalah kemampuan yang masih kurang. Padahal ini adalah fondasi dari semuanya. Jika ingin anak cerdas secara matematika, secara bahasa kuncinya ada di self smart. Karena anak yang self-nya berkembang, dia anak yang merasa nyaman, aman dan dia bisa belajar. "Bayangin kalau anak ketakutan, self-nya tidak berkembang, dia tidak bisa belajar dengan baik.

Selain itu, kemampuan people smart juga perlu distimulasi. Dia mengatakan anak perlu bergaul. "Sejak balita mereka perlu belajar untuk antre, berbagi, minta tolong, berterima kasih dan minta maaf. Ini semua perlu dikembangkan sejak dini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement