Selasa 18 Oct 2016 09:55 WIB

Menjajaki Kehidupan Manusia Purba di Trinil

Museum Trinil
Foto:
Museum Trinil

Museum Purbakala Trinil berada sekitar lima kilometer arah utara dari jalan raya Solo-Surabaya. Dari Kota Ngawi, museum ini terletak sekitar 13 kilometer arah barat daya. Untuk menuju museum ini, dari Kota Ngawi wisatawan dapat menggunakan jasa bus umum arah Solo.

Wisatawan turun di gapura besar yang menjadi penanda menuju Museum Trinil. Dari gapura tersebut, wisatawan dapat mencarter ojek untuk sampai ke museum dengan menempuh jarak sekitar tiga kilometer.

Apabila menggunakan kendaraan pribadi dari Kota Ngawi, wisatawan sebaiknya bertanya arah yang tepat menuju museum kepada masyarakat sekitar, sebab papan penunjuk menuju museum ini masih minim. Umumnya masyarakat tahu di mana lokasi tersebut berada.

Pembangunan Museum Trinil Ngawi memiliki sejarah panjang. Museum yang terletak 15 kilometer dari pusat Kota Ngawi ini memiliki cerita di balik pendiriannya.

Sejarah itu berawal dari penemuan fosil Pithecanthropus Erectus oleh Eugene Dubois, seorang pejabat kedokteran tentara kolonial Belanda. Untuk memperingati kejadian tersebut, dibuatlah tugu berisi gambar anak panah dengan arah timur laut yang bertuliskan P.e 175 m.

Setelah penemuan tersebut, pada 1980 baru mulai direncanakan pembangunan sebuah gedung museum oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Ngawi. Rencana tersebut berawal dari pembelian tanah di sekitar tugu peringatan dengan luas 16 meter x 25 meter.

Pada 1982 dimulai pembangunan sebuah gedung. Gedung tersebut mulanya berfungsi sebagai balai penyelamat tapi beralih menjadi gedung museum khusus.

Selanjutnya pada 1986, museum khusus tersebut mendapakan bantuan berupa 5 buah lemari untuk menata koleksi fosil-fosil serta dana konservasi dari proyek pengembangan Permuseuman Provinsi Jawa Timur.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement