Senin 03 Oct 2016 09:57 WIB

Cegah Keriput dengan Menghindari Stres pada Kolagen

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Menjadi tua sama dengan memiliki keriput, tapi ada beberapa cara untuk meminimalisir munculkan tanda-tanda penuaan di kulit.
Foto: EPA
Menjadi tua sama dengan memiliki keriput, tapi ada beberapa cara untuk meminimalisir munculkan tanda-tanda penuaan di kulit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kerut di wajah merupakan tanda bahwa gravitasi tidak pernah bohong. Di dunia ini, hampir semua orang ingin usianya bertambah tanpa bonus keriput. Masalahnya, wanita seringkali lupa untuk merawat wajah dan menghindari sinar matahari sejak usia belia. Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen yaitu zat yang membuat kulit menjadi kenyal dan kencang, akan semakin berkurang.

Akibatnya, wajah akan dihiasi oleh bercak-bercak hitam dan keriput. Aksesoris ini akan semakin banyak dan terbentuk lebih cepat jika seseorang malas menggunakan tabir surya dan hobi merokok.

Menurut dr Anna Gunawan, SpKK, dari RSKB Bina Estetika, cara terbaik untuk melawan keriput adalah mencegahnya dengan menghindari sinar matahari dan rokok. Bagaimana jika keriput sudah terbentuk, apakah ada cara untuk memuluskannya kembali? Jawabannya, ada.

Keriput timbul karena berkurangnya kandungan kolagen pada kulit. Karena itu, untuk mengatasi keriput, kolagen jugalah yang menjadi obatnya.

"Kolagen ini dapat dimasukkan ke tempat yang keriput melalui suntikan oleh dokter yang terlatih, untuk ‘mengisi' kembali bagian-bagian kulit yang sudah tampak berkerut. Hasilnya, kulit akan tampak lebih kenyal dan kencang," jelasnya.

Kerut di wajah juga muncul akibat adanya kolagen yang stres. Ia menjelaskan kulit adalah organ terluas pada tubuh manusia dan mencakup 16 persen berat tubuh manusia. Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu lapisan epidermis, dermis dan subkutan (hipodermis). Epidermis merupakan bagian terluar kulit manusia yang bertugas mengatur banyaknya penguapan cairan tubuh dari kulit. Ia juga berfungsi sebagai pelindung sel serta jaringan di bawahnya. “Tanpa adanya epidermis, tubuh akan cepat mengalami dehidrasi,” jelas dr Anna.

Tepat di bawah epidermis terdapat lapisan kedua, yaitu dermis. Dermis merupakan tempat melekatnya pembuluh darah, saraf, dan folikel rambut. Dermis merupakan tempat dibentuknya protein yang kita sebut sebagai kolagen. Perlu diketahui, kolagen adalah salah satu protein yang paling melimpah di dalam tubuh kita. Sekitar 25 sampai 30 persen protein di tubuh manusia terbuat dari kolagen, misalnya pada jaringan konektif seperti tulang rawan dan tendon.

Kolagen adalah komponen protein utama yang membentuk dermis, salah satu lapisan terluar kulit setelah epidermis. Protein ini penting untuk menjaga kulit tetap kencang dan lentur. “Ibarat kasur, ketika masih baru, ia masih kencang dan elastis. Lama-kelamaan, kasur akan kempes,” jelasnya.

Normalnya, kolagen berperan saat kita menggunakan otot-otot di wajah untuk tersenyum, mengerutkan kening, menyipitkan mata. "Namun, saat kolagen mengalami stres, ia justru dapat mengakibatkan munculnya garis atau bahkan keriput di wajah," ujarnya.

Perubahan pada kolagen dapat terjadi karena beberapa hal. Pertama, dengan bertambahnya usia, kolagen pada kulit mulai memecah dan kaku. Saat kulit masih sehat, helaian-helaian kolagen masih sangat lentur sehingga kulit dapat kembali ke bentuk semula setelah kita tersenyum atau mengerutkan dahi. Namun, ketika kadar kolagen mulai berkurang, kulit akan kehilangan elastisitas dan tidak kembali ke bentuk awalnya.

Tubuh membutuhkan suplai kolagen dalam jumlah yang cukup. Meski begitu, untuk mempertahankan dan mendapatkan kolagen tidaklah mudah. Bahkan, sejak usia 25 tahun, tubuh mulai kehilangan kolagen sebanyak 1,5 persen setiap tahunnya. Akibatnya, kolagen akan mengempes dan tidak mampu lagi menyokong lapisan terluar kulit. "Saat itulah awal kulit menjadi keriput," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement