Ahad 25 Sep 2016 22:40 WIB

Pakar: Teknologi Bukan Sumber Kekerasan pada Anak

Seorang anak kecil sedang menggunakan fasilitas teknologi di sebuah perpustakaan. (ilustrasi)
Foto: www.perpustakaan.kaltimprov.go.id
Seorang anak kecil sedang menggunakan fasilitas teknologi di sebuah perpustakaan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar psikologi dari Universitas Indonesia Edward A Soetardhio menilai gawai (gadget) atau perangkat elektronik bukan sumber utama meningkatnya kekerasan terhadap atau yang dilakukan oleh anak.

"Teknologi bukan masalah, itu hanya alat. Jadi yang perlu kita perhatikan adalah bagaimana kita menggunakan alat tersebut," kata Edward saat dihubungi di Jakarta, Ahad (25/9).
 
Ia mencontohkan, teknologi ibarat pisau yang bisa digunakan untuk tujuan baik seperti memotong atau untuk memasak, namun bisa juga menjadi buruk jika digunakan untuk aksi kriminal dan sebagainya.
 
"Kalau ada kekerasan yang terjadi bukan salah gawainya, tapi si penggunanya. Lalu ada atau tidak pengawasan dari orang tua, yang semestinya juga bertanggung jawab terhadap aktivitas anak dengan perangkat elektronik," ujarnya.
 
Menurut dia, orang tua juga memiliki wewenang untuk menanyakan mengenai halaman internet apa saja yang dibuka selama anak menggunakan gawai. Namun yang kerap terjadi adalah lolosnya sensor atau pengawasan dari orang tua, sehingga anak terpapar dengan isi yang negatif dari internet atau media elektronik.
 
Oleh sebab itu, dosen di Fakultas Psikologi UI itu juga berpendapat peran orang tua dalam melindungi anak dari tindak kekerasan juga bisa ditambah dengan mengajarkan norma sosial dalam kegiatan sehari-hari. "Di lain sisi justru perangkat elektronik maupun gawai juga punya peran positif, misalnya untuk tambahan pembelajaran materi di sekolah atau untuk mengecek lokasi keberadaan si anak dengan aplikasi atau gawai khusus," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement