Jumat 23 Sep 2016 13:19 WIB

Kemenpar Pilih Bali Sebagai Lokasi Pengembangan Wisata Gastronomi

Ubud, Balli
Foto: Nusatrip.com
Ubud, Balli

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu kekuatan wisata kuliner tidak hanya terletak dari soal rasa dan penyajian. Namun ragam kandungan yang ada di dalamnya, baik nutrisi serta nilai budaya juga punya daya jual yang menarik.

Hal itulah yang terkandung dalam konsep kuliner gastronomi, yang tengah berkembang di masyarakat luar bahkan menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan.

Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Budaya, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, Lokot Enda mengatakan, Indonesia punya kekuatan yang besar sebagai destinasi kuliner gastronomi dunia. Dengan beragam makanan khas dan nilai budaya, Indonesia sangat cocok untuk pengembangan wisata kuliner gastronomi.

"Ini menjadi satu keunggulan kita untuk dikembangkan. Orang berwisata tidak hanya tujuan utamanya menikmati makanan, tapi juga melihat dari sisi budayanya. Berwisata mengenai kuliner dan budaya karena gastronomi," kata Lokot Enda dalam jumpa pers "Tourism Gastronomy Destination International Conference (TGDIC) 2016", Kamis.

Hanya saja Lokot mengakui, meski kaya akan kuliner khas, untuk menjadi destinasi kuliner gastronomi, penyampaian ragam budaya ataupun nutrisi dalam kuliner Indonesia masih kurang. Karena itu ia berharap ajang TGDIC 2016 dapat memberikan kontribusi nyata dalam perkembangan kuliner gastronomi di Indonesia.

"Story telling, ini yang belum kita garap. Karena itu saya targetkan dalam TGDC ini ada rekomendasi yang dapat diaplikasikan oleh Industri. Ada tulisan mengenai kekayaan kuliner kita yang bisa dikaitkan dengan budaya," ujar Lokot.

Pemerintah sendiri melalui Kementerian Pariwisata telah menetapkan Bali sebagai langkah awal lokasi pengembangan kuliner gastronomi. Bali dianggap yang paling siap, baik dari sisi infrastruktur, kuliner, budaya maupun chef gastronomi.

Sementara Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaidi juga berharap TGDC selain sebagai tujuan akademisi, juga dapat memberi edukasi masyarakat.

"Industri sangat mendukung kegiatan ini, semoga ajang ini menjadi ruang diskusi bagi unsur pentahelix agar dapat bersama-sama mengembangkan ke depannya," ujar Didien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement