Selasa 06 Sep 2016 08:21 WIB

Tak Selalu Negatif, Gawai Juga Bisa Bermanfaat Bagi Anak

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Gadget seperti dua sisi pisau di anak dan remaja, fungsinya bisa memberi efek positif termasuk negatif.
Foto: pixabay
Gadget seperti dua sisi pisau di anak dan remaja, fungsinya bisa memberi efek positif termasuk negatif.

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika dipakai berlebihan, gawai tentu saja akan memberikan dampak negatif. Namun gawai tidak harus selalu berdampak negatif. Menurut psikolog anak dari Rumah Sakit Jakarta Eye Center (JEC) @Kedoya, Ine Indriani, ada sejumlah dampak positifnya.

Misalnya ada sejumlah aplikasinya yang bisa melatih anak, sehingga anak tahu bentuk, warna benda. Selain itu, ada banyak aplikasi yang bisa membuat anak pintar berbahasa asing.

Dengan aplikasi gawai, juga bisa membuat anak jadi kreatif. Dalam gawai ada banyak aplikasi yang memberikan konten kreativitas yang lucu, misalnya di Youtube ada anak yang suka berbagi membuat sesuatu yang kreatif. “Ini jadi bisa menginspirasi,” ujarnya kepada Republika.co.id, usai menjadi pembicara dalam acara Seminar Kiat Mengatasi Ketergantungan Anak pada Kacamata dan Gadget, di Jakarta, belum lama ini.

Selain itu, seiring perkembangan zaman dan perkembangan teknologi, dengan bermain gadget anak jadinya tidak ketinggalan jaman. “Jadi, anak tetap boleh melihat gadget asal dibatasi. Untuk anak di atas dua tahun maksimal dua jam, untuk di bawah usia tersebut sarannya tidak boleh,” ujarnya.

Namun, Ine mengingatkan walaupun memberikan dampak positif, orang tua tetap saja harus berhati-hati. Misalnya di Youtube itu, meskipun ada tayangan anak-anak, banyak konten yang aneh. Misalnya princess hamil berpasangan dengan spiderman atau kejar-kejaran. “Itu konten yang enggak banget, benar-benar perlu kita pantau, pilih-pilih konten,” tambahnya.

Ine menambahkan dalam gawai ada aplikasi yang bisa menyembunyikan Youtube. Tapi tentu saja intinya lebih baik tetap terbuka dengan anak. Ketika anak melihat apa, dia memberi tahu orang tua. Karena itu sebaiknya jalin komunikasi. “Kalau anak tidak sengaja melihat konten yang enggak banget, anak jadi kasih tahu kita, tetap terbuka,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement