Sabtu 27 Aug 2016 14:19 WIB

Berburu Segubal Nenek yang Langka

Rep: Adysha Citra R/ Red: Andi Nur Aminah
Segubal atau sekubal, makanan khas dari Lampung
Foto: Malahayati
Segubal atau sekubal, makanan khas dari Lampung

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Kudapan khas Lampung, segubal atau sekubal, mungkin masih bisa ditemui di pasar-pasar daerah Lampung dalam perayaan hari-hari besar. Akan tetapi, kelezatan segubal buatan nenek atau segubal tamong yang langka masih tak tergantikan.

Uyung Syafril (39) merupakan putra dari seorang tamong bernama Hj Hamawi (76) yang masih aktif membuat segubal pada perayaan hari-hari besar. Meski tak lagi muda, Uyung mengatakan sang ibu masih banyak menerima pesanan segubal pada perayaan Idul Fitri, Idul Adha hingga perayaan adat serta pernikahan. Pesanan-pesanan ini, lanjut Uyung, datang dari berbagai kalangan termasuk para pejabat di Lampung.

"Bisa menjadi seserahan seperti roti buaya di Jakarta," ungkap Uyung saat ditemui dalam kegiatan Jelajah Rasa di Lapangan Saburai.

Uyung menilai segubal buatan 'orang dulu' masih banyak dicari karena memiliki cita rasa yang berbeda dari segubal yang beredar di pasaran. Segubal tamong, Uyung mengatakan memiliki tekstur yang lebih lembut sehingga terasa sangat lezat ketika dinikmati. "Kalau segubal di pasar agak keras," lanjut Uyung.

Untuk melestarian kelezatan segubal buatan tamong ini, Uyung pun mulai belajar dan membantu sang ibu saat membuat segubal. Meski begitu, Uyung mengaku belum bisa membuat segubal sendiri yang citarasanya benar-benar mirip dengan buatan Hj Hamawi.

Menurut Uyung, yang membedakan segubal buatannya dan buatan sang ibu mungkin terletak dalam proses mengaron ketan yang digunakan. Uyung mengatakan sang ibu mengaron mengaron ketan dengan lebih telaten. "Kuncinya di situ (proses mengaron)," ujar Uyung.

Dengan cita rasa yang lezat, tak heran jika segubal buatan Uyung bersama sang ibu laris ketika dijajakan melalui food truck. Beberapa jam sebelum Jelajah Rasa berakhir pada hari pertama, segubal Uyung dengan variasi original, cokelat atau pun susu hampir habis terjual. "Hanya tinggal satu (porsi) segubal lagi yang tersisa," terang Uyung.

Segubal asli, lanjut Uyung, biasa disajikan dengan ketan hitam. Akan tetapi, segubal juga bisa disajikan dengan rendang hingga kuah opor seperti saat Lebaran. Untuk merangkul generasi muda, Uyung juga mengkreasikan segubal dengan topping cokelat, susu, hingga keju.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement