Jumat 26 Aug 2016 07:25 WIB

Pentingnya Anak Aktif Sesuai Tahapan Usianya

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Bayi merangkak
Foto: flickr
Bayi merangkak

REPUBLIKA.CO.ID, Anak yang aktif bergerak bisa mencegah obesitas pada anak. Tak hanya butuh bergerak, anak yang menghadapi masalah kegemukan juga harus diatur pola makannya.

Masalah kegemukan pada anak menjadi  perhatian Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO}, sehingga sejak tahun 2002 WHO sudah mencanangkan kampanye Move for Health. Bergerak merupakan salah satu solusi menghindari obesitas yang sebaiknya ditanamkan sedini mungkin.

Dokter spesialis kedokteran olahraga sekaligus peneliti kebugaran anak sekolah, dr Indrarti Soekotjo, SpKO, menjelaskan bahwa karakteristik alamiah anak-anak adalah bergerak, sejak ia dilahirkan. Ia bergerak saat belajar telungkup, merangkak, memanjat, berjalan hingga berlari. Hanya saja, orangtua justru sering membatasi pola alamiah anak ini, dengan berbagai alasan, misalnya takut jatuh atau faktor kesibukan sehingga cenderung menginginkan anaknya diam.

Orangtua memang memegang peran besar dalam menghadirkan anak obesitas. Selain aktivitas fisik yang dibatasi, atau tidak diberi fasilitas mereka bergerak, orangtua juga berperan besar dalam menciptakan pola kebiasaan makan anak.  Karena itu orang tua harus mendapatkan edukasi mengenai masalah ini.

(baca: 7 Cara Menjaga Anak Aman dari Bahaya)

Bagi anak, gemuk atau obesitas itu tidak masalah. Mereka tidak tahu. Sementara orang tualah yang mengetahuinya. Sehingga orang tua sebagai orang dewasa diminta untuk mengontrol berat badan anak setiap bulannya. "Kalau dipantau normal, aman sampai dewasa. Kalau aman kalori tidak berlebihan, "ujarnya dalam media gathering dan talk show, Yuk Main di Luar di Jakarta.

Aktivitas yang dilakukan harus sesuai dengan tumbuh kembang anak. Anak bayi misalnya bergerak sesuai usia. Dimana lebih kepada  motorik dasar. Berguling, merangkak, berjalan kemudian belajar melompat dan main zigzag. "Semakin tinggi usia semakin terampil dan perlu stimulasi dari orangtua  Peran orangtua penting. Ketika anak tidak pernah diajak main bola, dia tidak bisa main bola, tidak bisa melampar, memanjat. Karena itu harus distimulasi," tambahnya.

Ia menambahkan obesitas terjadi karena kalori yang masuk dan keluar tidak seimbang. Kalori yang masuk ke tubuh lebih banyak daripada kalori yang dikeluarkan. Menurut dr Titi, panduan dalam membiasakan anak bergerak dan beraktivitas fisik, disesuaikan dengan jumlah kalori yang masuk. Semakin besar anak mengonsumsi makanan tinggi kalori, maka tentu aktivitas geraknya harus diperbanyak.

Kecenderungan kenapa anak menjadi kelebihan berat badan karena anak dibiarkan diam tidak aktif bertahun-tahun. "Anak yang kurang gerak atau melakukan sendentary life lebih dari 3 jam sehari, disertai snacking tinggi gula otomatis akan menaikkan berat badan. Semakin gemuk semakin malas anak bergerak dan pada akhirnya sampai pada tingkat kegemukan yang menurunkan psikologisnya dan mengisolir dia dari pergaulan dengan teman-temannya. Dan dampak jangka panjang akan berujung pada berbagai penyakit kronis saat dewasa, mulai diabetes sampai penyakit jantung,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement