Kamis 25 Aug 2016 09:48 WIB

'90 Persen Kesalahan Anak Akibat Kesalahan Orang Tua'

Rep: Desy Susilawati/ Red: Andi Nur Aminah
Ibu dan Anak/Ilustrasi
Foto: Antara
Ibu dan Anak/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sering kesal pada anak? Ada saja kesalahan yang diperbuatnya setiap hari. Mulai dari kebiasaan anak yang buruk seperti bangun kesiangan, ngompol, malas belajar sampai kenakalan sang anak yang lain.

Psikolog keluarga dari Lembaga Bantuan Psikologi dan Pengembangan Diri, Nana Maznah Prasetyo, menjelaskan keadaan anak saat ini, setelah anak lahir, tumbuh serta berkembang di lingkungan keluarga, akan disertai masalah demi masalah. Mulai dari masalah pembangkangan anak, ketidakpatuhan, ketidakdisiplinan serta masalah lainnya.

Ia mengakui saat ini banyak orang tua yang sulit mengatasi masalah-masalah anak tersebut. Karena tidak semua orang tua terampil dalam mengasuh anak. Mereka biasanya menerapkan pola asuh yang diberikan orang tuanya dulu.

Menurut dia, tak semua orang tua mengetahui luas dan dalamnya dimensi pengasuhan anak. Apalagi, era gadget saat ini, membuat anak fokus pada dirinya sendiri. “Sebagian besar orang tua mengganggap mendidik dan mengasuh anak akan datang dengan sendirinya,” jelasnya dalam workshop Cara Mendidikan Anak dengan Hipno Parenting, di Satu Consulting, Selasa (24/8) lalu.

Dia mengatakan, memiliki anak memerlukan kesiapan dari berbagai sisi. Baik dari sisi materi, maupun fisik, mental dan spiritual. “Fisik tidak sehat mau mengasuh jadi malas,” ujarnya.

Nana menjelaskan mendidik tidak hanya mengelola anak, namun juga mengasuh. Mendidik anak tidak hanya menuntut tapi menuntun. Mendidik anak bukan menyakiti tapi mengasihi. Mendidik anak tak cukup dengan teori, namun harus menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi orang tua. “Pengasuhan merupakan kewajiban orang tua, oleh sebab itu memerlukan sebuah komitmen orangtua,” ujarnya.

Ia mengungkapkan lebih dari 90 persen permasalahan anak disebabkan oleh kesalahan atau ketidaktahuan orangtua akan cara komunikasi dan penanaman nilai. Sebagian orangtua sadar atau tidak sadar sering memperlakukan anak sebagai robot yang bisa diperintah dan harus menjalankan setiap perintah yang diberikan kepada anak.

Padahal anak juga individu dalam bentuk lebih kecil yang memiliki perasaan, keinginan dan tindakan. Seorang anak membutuhkan perhatian dan kesabaran orangtua dalam menghadapinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement