Rabu 17 Aug 2016 08:14 WIB
71 Tahun Kemerdekaan

Sup Ayam Kalah Tarung Bali yang Langka

Chef I Nengah Mingguana bersama ayam kuah becundang dalam promosi kuliner Indonesia di JW Marriott Jakarta.
Foto: Republika/Indira Rezkisari
Chef I Nengah Mingguana bersama ayam kuah becundang dalam promosi kuliner Indonesia di JW Marriott Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Bali dikenal dengan budayanya yang kental dan upacara adatnya yang cukup banyak. Salah satu ritual yang dilakukan masyarakat Bali sebelum upacara adat adalah tarung ayam.

Dua ekor ayam jantan dipaksa bertarung hingga salah satunya mati. Darah yang menetes dari ayam yang mati memiliki tujuan sebagai persembahan bagi Sang Maha Kuasa umat Hindu. Tradisi tersebut bernama Tabuhrah atau Matabuh Darah.

Di Bali, ayam pejantan yang mati akibat tarung lalu akan dimasak. Chef I Nengah Mingguana dari Courtyard by Marriott Bali, Seminyak, menjelaskan masakan dari daging ayam yang mati bertarung itu bernama ayam kuah becundang.

"Biasanya satu hari sebelum upacara adat masyarakat Bali menggelar ayam aduan. Tabuhrah. Ayam yang kalah mati dimasak. Makanan ini jadi cuma ada di upacara adat," jelas Mingguana.

untuk memasak ayam kuah becundang bumbu yang digunakan standar Bali. Yakni dengan bumbu genep, yakni bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, kemiri, pala, ketumbar, kuniyt, laos, kencur, sereh, dan jahe. Setelah bumbu yang dihaluskan ditumis ayam lalu dimasukkan ke tumisan. Tambahkan air dan masak hingga matang.

Mingguana namun mengatakan ada satu bumbu tambahan yang membuat rasa ayam kuah becundang berbeda. "Harus pakai daun tenggulun. Tanpa daun ini, rasanya akan beda," kata dia.

Ayam kuah becundang aslinya dimasak dengan ayam pejantan. Teksturnya yang agak keras membuat masakan ini butuh waktu yang lama di atas api, demi melembutkan daging ayam.

Saat sup matang, Mingguana mengatakan masyarakat Bali menyantapnya dengan sambal embe atau semaca, sambal matah tapi digoreng. Bisa juga menambahkan sambal matah ke atas sup ayam.

"Ada juga versi yang memasak ayam ini dengan pepaya muda," ujar junior sous chef tersebut.

Ayam kuah becundang disebut Mingguana sebagai makanan langka. Turis yang datang ke Bali tidak akan menemukannya di restoran, hanya di rumah-rumah saat upacara adat digelar.

Jika Anda tertarik memasaknya, Mingguana mengatakan ayam kampung atau negeri bisa dipilih. Cara memasaknya sama seperti versi ayam pejantan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement