Rabu 27 Jul 2016 08:40 WIB

'Tour de Sumba' akan Jadi Ajang Menjual Pariwisata NTT

Rumah adat di Kampung Adat Waiyapu, Desa Wainyapu, Kabupaten Sumba Daya Barat, NTT salah satu kawasan wisata yang menarik dikunjungi
Foto: Antara/Darwin Fatir
Rumah adat di Kampung Adat Waiyapu, Desa Wainyapu, Kabupaten Sumba Daya Barat, NTT salah satu kawasan wisata yang menarik dikunjungi

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kalangan legislator menawarkan rencana pelaksanaan 'Tour de Sumba' di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2017 dapat melintasi pantai utara pulau berlabel 'sandelwod' itu. "Jika jadi dilaksanakan sebagai wakil rakyat Sumba saya usulkan rute melintasi pantai utara pulau itu. Ada banyak titik destinasi yang harus dinikmati para pesepeda," kata anggota DPRD Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Roly Dunga di Kupang, Rabu (27/7).

Dia mengatakan, memilih lintasan di Pantai Utara Pulau SUmba itu, untuk memastikan para pesepeda dan penikmat wisata, bisa juga menyaksikan serta menikmati sejumlah titik lokasi wisata di sepanjang rute itu. Politis Partai Hanura itu mengatakan rute tersebut jika nmengambil titik mula di Waingapu-Sumba Timur maka akan melintas, Kanatang, Hamba Praing, Mondu, Kadahang dan memasuki Sumba Tengah di Tanah Banas.

Kemudian melanjut ke Senapu, Mamboro, Tanah Riu Sumba, Totok, Karuni dan terus ke Tambolaka. Dari lintasan itu lalu menuju ke jalur lintas tengah Pulau Sumba menuju Wetebula, Wejewa Barat, Wejewa Tengah dan Wejewa Timur, Wai Kabubak ke Anakalang, terus kembali dan berakhir di Sumba Timur. Dalam perlintasan jalur itu, dipastikan akan ada sajian sejumlah destinasi wisata, baik pantai dan alam yang eksotik dan bisa dinikmati para peserta berbai negara dan peninkmat alam dan pantai.

Selain memastikan rute di jalur dalam 'Tour de Sumba' 2017 itu, Alumnus SMA Seminari San Dominggo Hokeng Larantuka itu juga mengusulkan agar kegiatan yang melibatkan ratusan pesepda dari ratusan negara itu, bisa bertepatan dengan waktu pelaksanaan kegiatan Pasola Sumba yang saban tahun dilakukan pada bulan Februari dan Maret.

Kegiatan Pasola Sumba atau 'perang tombak' adat untuk menujukan keperkasaan lelaki Sumba itu akan dilakukan di dua tempat berbeda. Masing-masing di Lamboya, Wonokaka di Kabupaten Sumba Barat dan selanjutnya di Kodi, Sumba Barat Daya.

"Saya kira hal ini penting untuk memastikan para pesepeda tidak ketinggalan menyaksikan kegiatan ritual warga itu yang menjadi 'jualan' warga Sumba itu," katanya.

Secara kelembagaan, tentunya DPRD akan sangat mendukung demi kepentingan promosi wisata di Sumba secara umum serta upaya peningkatan kesejahteraan warga di sepanjang pulau itu. "Dengan kemajuan bidang pariwisata saya jamin warga di Sumba seluruhnya akan bisa maju dan berkembang ke arah yang lebih sejahtera," katanya.

Dukungan pelaksanaan 'Tour de Sumba' 2017 juga terus didorong oleh wakil rakyat pulau itu di DPRD Provinsi NTT. Anggota DPRD Daerah Pemilihan Sumba Yunus Takandewa terpisah mengatakan, Komisi V DPRD NTT terus mendorong para bupati di empat kabupaten Pulau Sumba masing-masing Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat dan Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) untuk mempersiapkan even pariwisata 'Tour de Sumba' secara serius.

Dia mengatakan 'Tour de Sumba' sudah sempat dibicarakan oleh para anggota Banggar (Badan Anggaran) DPRD NTT pada Rabu (20/7) lalu. "Kami berharapkan para Bupati se-daratan Sumba bisa duduk bersama untuk membicarakan rencana kegiatan dimaksud karena sudah mendapat dukungan politis dari DPRD NTT," kata Wakil Ketua Komisi V DPRD NTT itu.

Dia meyakini, jika 'Tour de Sumba' berhasil dilaksanakan maka tentu akan berdampak pada peningkatan ekonomi rakyat maupun optimalisasi terhadap infrastruktur yang ada di daerah itu. Menurut dia, Sumba miliki potensi wisata, adat dan budaya serta alam yang patut untuk dijual ke manca negara untuk kepentingan kesejahteraannya. "Untuk itu penting dipromosikan melalui even ini," kata Anggota Fraksi PDIP itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement